Sekjen PBB Serukan Solusi Politik untuk Akhiri 11 Tahun Perang di Suriah
Sabtu, 12 Maret 2022 - 17:05 WIB
JENEWA - Sekretaris Jenderal PBB , Antonio Guterres, pada Jumat (11/3/2022), menyerukan solusi politik untuk perang saudara di Suriah yang dimulai 11 tahun lalu dan telah menghancurkan negara serta rakyatnya.
Anadolu News Agency melaporkan, perang saudara dimulai ketika rezim Bashar Al-Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi. Ratusan ribu orang telah tewas dan jutaan lainnya mengungsi sejak saat itu, menurut perkiraan PBB.
"Kami tidak bisa mengecewakan rakyat Suriah. Konflik harus dihentikan. Hukum humaniter internasional harus dihormati," kata Guterres dalam sebuah pernyataan.
"Saya meminta semua pihak untuk terlibat secara bermakna dalam proses politik yang difasilitasi PBB dan meminta dukungan lebih lanjut untuk meningkatkan respons kemanusiaan. Kita harus memilih perdamaian," lanjutnya.
Guterres mengatakan, konflik brutal 11 tahun terakhir telah menelan korban jiwa yang tidak masuk akal, dan "jutaan pengungsi internal dan pengungsi berjuang untuk bertahan hidup dalam keadaan yang paling sulit."
Namun, menurutnya, "kita tidak boleh kehilangan harapan," bergerak melampaui "komitmen retoris" untuk perdamaian dan melakukan semua yang diperlukan untuk mencapai solusi politik yang dinegosiasikan sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan 2254 (2015).
"Ini adalah jalan menuju solusi yang memenuhi aspirasi semua warga Suriah," katanya. Ia juga menyerukan untuk memastikan akses kemanusiaan yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di seluruh negeri.
"Pengiriman lintas jalur dan lintas batas sangat penting untuk menjangkau jutaan orang yang membutuhkan," katanya.
Guterres juga mendesak "tindakan kolektif" untuk mengakhiri praktik penahanan sewenang-wenang dan penghilangan paksa puluhan ribu orang.
"Sudah waktunya untuk menanggapi panggilan mendesak dari keluarga di seluruh Suriah yang berusaha untuk mengklarifikasi nasib dan keberadaan orang yang mereka cintai yang hilang," katanya. "Ketika keluarga mencari kebenaran untuk orang yang mereka cintai, ribuan orang terus mendekam di penjara dalam kondisi yang tak terbayangkan," tambahnya.
Sementara itu, kantor Utusan Khusus PBB untuk Suriah mengatakan, putaran baru pembicaraan yang melibatkan komite konstitusi mencari solusi untuk perang yang sedang berlangsung akan dilanjutkan di Jenewa mulai 21 Maret.
Anadolu News Agency melaporkan, perang saudara dimulai ketika rezim Bashar Al-Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi. Ratusan ribu orang telah tewas dan jutaan lainnya mengungsi sejak saat itu, menurut perkiraan PBB.
"Kami tidak bisa mengecewakan rakyat Suriah. Konflik harus dihentikan. Hukum humaniter internasional harus dihormati," kata Guterres dalam sebuah pernyataan.
"Saya meminta semua pihak untuk terlibat secara bermakna dalam proses politik yang difasilitasi PBB dan meminta dukungan lebih lanjut untuk meningkatkan respons kemanusiaan. Kita harus memilih perdamaian," lanjutnya.
Guterres mengatakan, konflik brutal 11 tahun terakhir telah menelan korban jiwa yang tidak masuk akal, dan "jutaan pengungsi internal dan pengungsi berjuang untuk bertahan hidup dalam keadaan yang paling sulit."
Namun, menurutnya, "kita tidak boleh kehilangan harapan," bergerak melampaui "komitmen retoris" untuk perdamaian dan melakukan semua yang diperlukan untuk mencapai solusi politik yang dinegosiasikan sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan 2254 (2015).
"Ini adalah jalan menuju solusi yang memenuhi aspirasi semua warga Suriah," katanya. Ia juga menyerukan untuk memastikan akses kemanusiaan yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di seluruh negeri.
"Pengiriman lintas jalur dan lintas batas sangat penting untuk menjangkau jutaan orang yang membutuhkan," katanya.
Baca Juga
Guterres juga mendesak "tindakan kolektif" untuk mengakhiri praktik penahanan sewenang-wenang dan penghilangan paksa puluhan ribu orang.
"Sudah waktunya untuk menanggapi panggilan mendesak dari keluarga di seluruh Suriah yang berusaha untuk mengklarifikasi nasib dan keberadaan orang yang mereka cintai yang hilang," katanya. "Ketika keluarga mencari kebenaran untuk orang yang mereka cintai, ribuan orang terus mendekam di penjara dalam kondisi yang tak terbayangkan," tambahnya.
Sementara itu, kantor Utusan Khusus PBB untuk Suriah mengatakan, putaran baru pembicaraan yang melibatkan komite konstitusi mencari solusi untuk perang yang sedang berlangsung akan dilanjutkan di Jenewa mulai 21 Maret.
(esn)
tulis komentar anda