Rusia Dituduh Rekrut Warga Suriah untuk Perang di Ukraina
loading...
A
A
A
KIEV - Rusia dituduh merekrut warga Suriah yang terampil dalam pertempuran perkotaan untuk membantu Moskow dalam perang di Ukraina .
Jika tuduhan itu terkonfirmasi, maka itu akan sama dengan Kiev yang sudah terang-terangan merekrut ribuan warga asing dari berbagai negara untuk membantu melawan invasi Moskow.
Tuduhan terhadap Moskow itu muncul dalam laporan The Wall Street Journal yang mengutip pejabat Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan itu, beberapa kelompok warga Suriah telah tiba di Rusia, diharapkan keahlian mereka untuk membantu Moskow merebut Kiev.
Laporan tersebut mengatakan para warga Suriah telah ditawari USD200 hingga USD300 untuk pergi ke Ukraina dan beroperasi sebagai pasukan garda selama enam bulan sekaligus.
Seperti diketahui, Rusia sudah membantu pemerintah Suriah sejak 2015 dalam perang sipil di negara Arab tersebut. Presiden Suriah Bashar al-Assad juga sudah menyatakan dukungannya kepada Moskow dalam invasi ke Ukraina.
Pasukan Chechnya di bawah pemimpinnya; Ramzan Kadyrov—sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin—telah dikerahkan dalam invasi.
Sementara itu, Kiev mengeklaim ribuan warga asing sudah berbondong-bondong datang membela Ukraina.
“Pengerahan petempur asing Rusia dari Suriah ke Ukraina menginternasionalkan perang Ukraina, dan oleh karena itu dapat menghubungkan perang di Ukraina dengan dinamika lintas regional yang lebih luas, khususnya di Timur Tengah,” kata Jennifer Cafarella, pakar keamanan nasional di Institute for the Study of War, Senin (7/3/2022).
Invasi Rusia ke Ukraina, sekarang memasuki hari ke-12, telah menyebabkan lebih dari 1,5 juta orang melarikan diri dari negara itu dalam apa yang disebut PBB sebagai “krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II”.
Ratusan warga sipil telah tewas dan ribuan terluka, dengan ratusan ribu sebagian besar perempuan dan anak-anak membanjiri negara-negara tetangga seperti Polandia, Rumania atau Moldova untuk berlindung.
Jika tuduhan itu terkonfirmasi, maka itu akan sama dengan Kiev yang sudah terang-terangan merekrut ribuan warga asing dari berbagai negara untuk membantu melawan invasi Moskow.
Tuduhan terhadap Moskow itu muncul dalam laporan The Wall Street Journal yang mengutip pejabat Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan itu, beberapa kelompok warga Suriah telah tiba di Rusia, diharapkan keahlian mereka untuk membantu Moskow merebut Kiev.
Laporan tersebut mengatakan para warga Suriah telah ditawari USD200 hingga USD300 untuk pergi ke Ukraina dan beroperasi sebagai pasukan garda selama enam bulan sekaligus.
Seperti diketahui, Rusia sudah membantu pemerintah Suriah sejak 2015 dalam perang sipil di negara Arab tersebut. Presiden Suriah Bashar al-Assad juga sudah menyatakan dukungannya kepada Moskow dalam invasi ke Ukraina.
Pasukan Chechnya di bawah pemimpinnya; Ramzan Kadyrov—sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin—telah dikerahkan dalam invasi.
Sementara itu, Kiev mengeklaim ribuan warga asing sudah berbondong-bondong datang membela Ukraina.
“Pengerahan petempur asing Rusia dari Suriah ke Ukraina menginternasionalkan perang Ukraina, dan oleh karena itu dapat menghubungkan perang di Ukraina dengan dinamika lintas regional yang lebih luas, khususnya di Timur Tengah,” kata Jennifer Cafarella, pakar keamanan nasional di Institute for the Study of War, Senin (7/3/2022).
Invasi Rusia ke Ukraina, sekarang memasuki hari ke-12, telah menyebabkan lebih dari 1,5 juta orang melarikan diri dari negara itu dalam apa yang disebut PBB sebagai “krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II”.
Ratusan warga sipil telah tewas dan ribuan terluka, dengan ratusan ribu sebagian besar perempuan dan anak-anak membanjiri negara-negara tetangga seperti Polandia, Rumania atau Moldova untuk berlindung.
(min)