Serangan Udara Rusia Tewaskan 2 Warga Sipil di Barat Laut Suriah
loading...
A
A
A
IDLIB - Dua warga sipil tewas dan 10 lainnya terluka dalam serangan udara Rusia pada Sabtu (1/1/2022) pagi di provinsi Idlib barat laut Suriah . Daerah itu dikuasai pasukan oposisi Suriah, di mana gencatan senjata seharusnya dilakukan.
"Serangan udara itu dilakukan oleh pesawat tempur Rusia yang lepas landas dari Pangkalan Udara Khmeimim di pedesaan Latakia di Suriah barat," kata observatorium pesawat oposisi Suriah, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Sumber di Pertahanan Sipil Suriah (White Helmets) mengatakan kepada Anadolu Agency, bahwa dua warga sipil, termasuk seorang wanita dan seorang anak, tewas dalam serangan yang menghantam pemukiman sipil di desa Nehrulabyad.
Selain korban tewas, serangan udara itu dilaporkan juga menimbulkan korban luka. Para orang yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat oleh tim pertahanan sipil.
Pada Mei 2017, Turki, Rusia, dan Iran mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk membentuk zona de-eskalasi di Idlib sebagai bagian dari pertemuan Astana terkait dengan krisis Suriah.
Namun, hanya setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin menyetujui pada tanggal 5 Maret 2020 untuk gencatan senjata baru di Idlib untuk mengakhiri permusuhan dan serangan terhadap warga sipil, de-eskalasi efektif terjadi, dengan pengecualian penembakan sporadis.
"Serangan udara itu dilakukan oleh pesawat tempur Rusia yang lepas landas dari Pangkalan Udara Khmeimim di pedesaan Latakia di Suriah barat," kata observatorium pesawat oposisi Suriah, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Sumber di Pertahanan Sipil Suriah (White Helmets) mengatakan kepada Anadolu Agency, bahwa dua warga sipil, termasuk seorang wanita dan seorang anak, tewas dalam serangan yang menghantam pemukiman sipil di desa Nehrulabyad.
Selain korban tewas, serangan udara itu dilaporkan juga menimbulkan korban luka. Para orang yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat oleh tim pertahanan sipil.
Pada Mei 2017, Turki, Rusia, dan Iran mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk membentuk zona de-eskalasi di Idlib sebagai bagian dari pertemuan Astana terkait dengan krisis Suriah.
Namun, hanya setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin menyetujui pada tanggal 5 Maret 2020 untuk gencatan senjata baru di Idlib untuk mengakhiri permusuhan dan serangan terhadap warga sipil, de-eskalasi efektif terjadi, dengan pengecualian penembakan sporadis.
(esn)