Negosiasi Kedua Rusia-Ukraina Tak Hasilkan Kesepakatan Gencatan Senjata

Jum'at, 04 Maret 2022 - 06:32 WIB
Negosiasi Kedua Rusia-Ukraina Tak Hasilkan Kesepakatan Gencatan Senjata. FOTO/Reuters
KIEV - Pembicaraan kedua antara Rusia dan Ukraina berlangsung pada Kamis (3/3/2022), di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia. Negosiasi yang berlangsung selama beberapa jam itu tak mencapai kesepakatan gencatan senjata dan perang pun terus berkecamuk.

"Perundingan putaran kedua telah berakhir. Sayangnya, hasil yang dibutuhkan Ukraina belum tercapai," kata penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, lewat Twitter setelah pertemuan tersebut, seperti dikutip dari ABC News.





Sebelum pertemuan, Podolyak memposting di Twitter bahwa prioritas Ukraina dalam pembicaraan adalah "gencatan senjata segera", gencatan senjata dan "koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil." Pejabat Ukraina sebelumnya mengatakan mereka ingin Rusia menarik semua pasukan dari Ukraina.

Setelah pertemuan itu, Podolyak mentweet pembicaraan itu menghasilkan "solusi hanya untuk organisasi koridor kemanusiaan." Podolyak juga mengatakan putaran ketiga pembicaraan akan berlangsung pada awal minggu depan.

Meskipun Ukraina menyatakan kekecewaannya tentang putaran kedua pembicaraan, negosiator Rusia Vladimir Medinsky mengklaim negosiasi menghasilkan "kemajuan substansial."



"Masalah utama yang kami putuskan hari ini adalah masalah menyelamatkan orang, warga sipil, yang berada di zona bentrokan militer," kata Medinsky. "Rusia menyerukan warga sipil yang berada dalam situasi ini, jika aksi militer berlanjut, untuk menggunakan koridor kemanusiaan ini," katanya.

Negosiator Rusia lainnya, Leonid Slutsky mengatakan, kesepakatan dalam pembicaraan putaran kedua akan "diimplementasikan dalam waktu dekat". Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengatakan militernya telah menyetujui koridor tersebut.

Sementara Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Rusia akan terus bersikeras bahwa setiap perjanjian damai dengan Ukraina harus mencakup janji bahwa Ukraina akan "demiliterisasi." Rusia juga telah mengisyaratkan ingin membahas Ukraina mengadopsi "status netral" dan setuju untuk meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).



Selama briefing televisi pada hari Kamis dengan wartawan asing, termasuk ABC News, Lavrov mengatakan Rusia siap untuk bernegosiasi. Menurutnya, Rusia akan melanjutkan operasi militernya saat pembicaraan sedang berlangsung, dengan mengatakan pihaknya tidak dapat membiarkan "infrastruktur militer" tetap berada di Ukraina sebagai ancaman bagi Rusia.

Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pada hari Kamis menyatakan, Ukraina tidak tertarik untuk melakukan demiliterisasi dan mengeluarkan peringatan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. "Saya tidak menggigit. Apa yang Anda takutkan?,” pesan Zelensky pada Putin.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More