Serangan Nasionalis Hindu pada Muslim Makin Parah, Demokrasi India Terancam Punah
Jum'at, 18 Februari 2022 - 14:06 WIB
Tiga bulan kemudian, seorang pengemudi becak Muslim dipukuli dan diarak di depan massa yang meneriakkan “Jai Shri Ram,” mantra nasionalis yang memuji dewa Hindu.
Video serangan itu menjadi viral, menunjukkan anak perempuan pengemudi itu berpegangan pada ayahnya dan memohon kepada orang banyak untuk berhenti.
Kemudian akhir bulan itu, seorang pedagang makanan dosa Muslim diserang setelah dia dituduh menyembunyikan agamanya kepada para pelanggan Hindu.
“Warungnya seharusnya punya nama Muslim. Saya disesatkan,” papar Rajesh Mani Tripathi, yang merupakan bagian dari kerumunan umat Hindu yang mencemooh penjual tersebut.
“Mengapa Muslim masih di sini? Mereka harus pergi ke Pakistan,” ungkap dia.
Lalu ada kejadian-kejadian yang sudah menjadi hal yang lumrah sehingga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, seperti kasus Ali.
Setelah dibebaskan dari penjara, dia bersembunyi dan tinggal bersama kerabat karena takut akan pembalasan oleh polisi dan warga Hindu.
"Saya tidak berbicara dengan siapa pun. Saya hampir tidak keluar rumah selama dua bulan,” papar dia.
Saat Ali ditangkap, bisnis sepatunya masih baru. Dia menjual sepatu karena pekerjaan lamanya menjual sayuran dari gerobak tidak dapat dipertahankan di tengah kekhawatiran umat Islam menyebarkan virus corona.
Lingkungan Hindu, tempat dia menghasilkan sebagian besar uangnya, tidak lagi mengizinkan dia berjualan sayuran dengan gerobak.
Video serangan itu menjadi viral, menunjukkan anak perempuan pengemudi itu berpegangan pada ayahnya dan memohon kepada orang banyak untuk berhenti.
Kemudian akhir bulan itu, seorang pedagang makanan dosa Muslim diserang setelah dia dituduh menyembunyikan agamanya kepada para pelanggan Hindu.
“Warungnya seharusnya punya nama Muslim. Saya disesatkan,” papar Rajesh Mani Tripathi, yang merupakan bagian dari kerumunan umat Hindu yang mencemooh penjual tersebut.
“Mengapa Muslim masih di sini? Mereka harus pergi ke Pakistan,” ungkap dia.
Lalu ada kejadian-kejadian yang sudah menjadi hal yang lumrah sehingga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, seperti kasus Ali.
Setelah dibebaskan dari penjara, dia bersembunyi dan tinggal bersama kerabat karena takut akan pembalasan oleh polisi dan warga Hindu.
"Saya tidak berbicara dengan siapa pun. Saya hampir tidak keluar rumah selama dua bulan,” papar dia.
Saat Ali ditangkap, bisnis sepatunya masih baru. Dia menjual sepatu karena pekerjaan lamanya menjual sayuran dari gerobak tidak dapat dipertahankan di tengah kekhawatiran umat Islam menyebarkan virus corona.
Lingkungan Hindu, tempat dia menghasilkan sebagian besar uangnya, tidak lagi mengizinkan dia berjualan sayuran dengan gerobak.
tulis komentar anda