Waswas Pecah Perang, Ibu di Ukraina Beli Senapan Sniper
Rabu, 26 Januari 2022 - 04:39 WIB
Mariana juga menghabiskan £830 atau sekitar Rp16 juta lagi untuk pakaian militer seperti helm, seragam kamuflase salju, rompi antipeluru, amunisi dan sepatu bot. Ia juga telah menimbun makanan kaleng sehingga dia bisa tetap bersembunyi di apartemennya selama berminggu-minggu.
Mariana mengatakan kepada The Times bahwa banyak warga Ukraina telah belajar untuk hidup dengan potensi ancaman invasi sejak Rusia mencaplok Crimea pada tahun 2014.
Ia mengatakan bahwa bukan hal yang aneh bagi Rusia untuk sesekali meningkatkan penempatan pasukan di dekat perbatasan.
Tapi dia tetap teguh dalam niatnya untuk tetap berada di ibu kota dan berperang jika terjadi invasi.
"Baik suami saya maupun saya tidak memiliki kerabat yang tinggal di tempat lain, kami tidak punya tempat lain untuk pergi. Ini adalah rumah kami. Kami akan memperjuangkannya," tegasnya.
Mariana hanyalah satu dari ribuan warga Ukraina yang baru-baru ini bergabung dengan Pasukan Pertahanan Teritorial (TDF), pasukan cadangan militer Ukraina, negara itu. Pasukan ini bagian sukarela dari tentara yang jumlahnya membengkak di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Rusia.
Ribuan warga sipil, dari mahasiswa kedokteran hewan hingga arsitek, telah bergabung dengan TDF untuk dilatih menghadapi konflik bersenjata.
TDF cabang Kiev menjalankan latihan selama akhir pekan di hutan yang tertutup salju di luar ibukota, sementara sejumlah warga sipil di seluruh Ukraina - banyak dari mereka anak muda - telah mendaftar ke program pelatihan serupa untuk menerima keterampilan tempur dasar.
Jika terjadi invasi potensial oleh Rusia, anak-anak muda ini akan menjadi bagian dari perlawanan sipil negara yang akan melanjutkan perang melawan tentara Rusia jika tentara reguler Ukraina yang berkekuatan 255.000 orang kewalahan.
Mariana mengatakan kepada The Times bahwa banyak warga Ukraina telah belajar untuk hidup dengan potensi ancaman invasi sejak Rusia mencaplok Crimea pada tahun 2014.
Ia mengatakan bahwa bukan hal yang aneh bagi Rusia untuk sesekali meningkatkan penempatan pasukan di dekat perbatasan.
Tapi dia tetap teguh dalam niatnya untuk tetap berada di ibu kota dan berperang jika terjadi invasi.
"Baik suami saya maupun saya tidak memiliki kerabat yang tinggal di tempat lain, kami tidak punya tempat lain untuk pergi. Ini adalah rumah kami. Kami akan memperjuangkannya," tegasnya.
Mariana hanyalah satu dari ribuan warga Ukraina yang baru-baru ini bergabung dengan Pasukan Pertahanan Teritorial (TDF), pasukan cadangan militer Ukraina, negara itu. Pasukan ini bagian sukarela dari tentara yang jumlahnya membengkak di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Rusia.
Ribuan warga sipil, dari mahasiswa kedokteran hewan hingga arsitek, telah bergabung dengan TDF untuk dilatih menghadapi konflik bersenjata.
TDF cabang Kiev menjalankan latihan selama akhir pekan di hutan yang tertutup salju di luar ibukota, sementara sejumlah warga sipil di seluruh Ukraina - banyak dari mereka anak muda - telah mendaftar ke program pelatihan serupa untuk menerima keterampilan tempur dasar.
Jika terjadi invasi potensial oleh Rusia, anak-anak muda ini akan menjadi bagian dari perlawanan sipil negara yang akan melanjutkan perang melawan tentara Rusia jika tentara reguler Ukraina yang berkekuatan 255.000 orang kewalahan.
tulis komentar anda