Krisis Semakin Parah, Listrik Padam di Seluruh Lebanon
Minggu, 09 Januari 2022 - 05:45 WIB
BEIRUT - Listrik padam terjadi di seluruh Lebanon pada Sabtu (8/1/2022). Situasi ini menunjukkan krisis berlangsung sangat parah di seluruh negeri.
Electricity of Lebanon merupakan perusahaan industri dan komersial publik yang mengendalikan 90% distribusi listrik negara itu.
“Perusahaan itu telah memutus pasokan listrik di seluruh Lebanon,” ungkap laporan badan penyiaran al-Jadeed.
“Pemadaman itu terkait dengan konflik di sekitar pembangkit listrik di pemukiman Aaramoun dekat Beirut, di mana penduduk mencoba masuk ke kantor perusahaan itu sebagai protes atas pemadaman listrik yang terus-menerus,” papar laporan tersebut.
Akibatnya, seluruh jaringan listrik dilaporkan padam. Saksi mata mengklaim listrik juga terputus sementara di bandara internasional di Beirut.
Di tengah krisis ekonomi yang parah, Lebanon belum mampu menyediakan bahan bakar untuk pembangkit listrik selama lebih dari enam bulan.
Itu artinya, negara itu tanpa listrik hingga 20-22 jam sehari. Situasi ini telah menghambat berfungsinya lembaga-lembaga negara, rumah sakit, dan pabrik.
Krisis ini membuat warga semakin frustrasi. Situasi ini tampaknya akan terus berlanjut karena krisis ekonomi kian memburuk dan konflik politik terus terjadi.
Electricity of Lebanon merupakan perusahaan industri dan komersial publik yang mengendalikan 90% distribusi listrik negara itu.
“Perusahaan itu telah memutus pasokan listrik di seluruh Lebanon,” ungkap laporan badan penyiaran al-Jadeed.
“Pemadaman itu terkait dengan konflik di sekitar pembangkit listrik di pemukiman Aaramoun dekat Beirut, di mana penduduk mencoba masuk ke kantor perusahaan itu sebagai protes atas pemadaman listrik yang terus-menerus,” papar laporan tersebut.
Akibatnya, seluruh jaringan listrik dilaporkan padam. Saksi mata mengklaim listrik juga terputus sementara di bandara internasional di Beirut.
Di tengah krisis ekonomi yang parah, Lebanon belum mampu menyediakan bahan bakar untuk pembangkit listrik selama lebih dari enam bulan.
Itu artinya, negara itu tanpa listrik hingga 20-22 jam sehari. Situasi ini telah menghambat berfungsinya lembaga-lembaga negara, rumah sakit, dan pabrik.
Krisis ini membuat warga semakin frustrasi. Situasi ini tampaknya akan terus berlanjut karena krisis ekonomi kian memburuk dan konflik politik terus terjadi.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda