Warga Korut Dipaksa Beli Bahan Baku Permen untuk Ultah Presiden Kim Jong-un
Selasa, 07 Desember 2021 - 18:50 WIB
Minimnya impor pangan untuk menjembatani kesenjangan antara produksi dalam negeri dan permintaan membuat kelangkaan semakin terasa.
"Perbatasan yang ditutup juga mempersulit negara itu untuk mengumpulkan cukup gula untuk membuat permen, karena sebagian besar sebelum pandemi datang dari China," menurut sumber itu.
Dengan harga yang naik, beberapa pemerintah daerah memaksa masyarakat untuk membayar untuk membeli bahan-bahannya.
“Mulai hari ini, pabrik makanan di wilayah Uiju telah mulai memproduksi permen untuk hadiah ulang tahun Kim Jong-un,” kata seorang penduduk di provinsi Pyongan Utara, di barat laut negara itu, kepada RFA.
“Untuk membeli bahan baku permen, pihak kabupaten secara langsung mengenakan pajak USD4,24 (Rp61 ribu) untuk setiap rumah tangga,” kata sumber kedua, yang meminta identitasnya disembunyikan agar bisa berbicara secara bebas.
Menurut sumber kedua pemerintah daerah memiliki tenggat waktu untuk menyelesaikan permen pada 20 Desember, sehingga secara langsung telah mulai mengontrol distribusi semua tepung dan gula di distrik untuk mengamankan setiap bahan ke pabrik makanan mencukupi.
Akibatnya, tepung dan gula yang sampai ke pasar semakin sedikit.
“Mereka bahkan menuntut setiap rumah menyediakan satu butir telur untuk produksi gula-gula. Karena orang harus membeli telur untuk disumbangkan di pasar lokal, pasar kehabisan telur,” kata sumber kedua.
"Perbatasan yang ditutup juga mempersulit negara itu untuk mengumpulkan cukup gula untuk membuat permen, karena sebagian besar sebelum pandemi datang dari China," menurut sumber itu.
Dengan harga yang naik, beberapa pemerintah daerah memaksa masyarakat untuk membayar untuk membeli bahan-bahannya.
“Mulai hari ini, pabrik makanan di wilayah Uiju telah mulai memproduksi permen untuk hadiah ulang tahun Kim Jong-un,” kata seorang penduduk di provinsi Pyongan Utara, di barat laut negara itu, kepada RFA.
“Untuk membeli bahan baku permen, pihak kabupaten secara langsung mengenakan pajak USD4,24 (Rp61 ribu) untuk setiap rumah tangga,” kata sumber kedua, yang meminta identitasnya disembunyikan agar bisa berbicara secara bebas.
Menurut sumber kedua pemerintah daerah memiliki tenggat waktu untuk menyelesaikan permen pada 20 Desember, sehingga secara langsung telah mulai mengontrol distribusi semua tepung dan gula di distrik untuk mengamankan setiap bahan ke pabrik makanan mencukupi.
Akibatnya, tepung dan gula yang sampai ke pasar semakin sedikit.
“Mereka bahkan menuntut setiap rumah menyediakan satu butir telur untuk produksi gula-gula. Karena orang harus membeli telur untuk disumbangkan di pasar lokal, pasar kehabisan telur,” kata sumber kedua.
Lihat Juga :
tulis komentar anda