Korut Kirim Delegasi ke China untuk Cari Pasokan Pangan Darurat
Sabtu, 13 November 2021 - 16:57 WIB
PYONGYANG - Delegasi tidak resmi dari Korea Utara (Korut) dilaporkan melakukan perjalanan ke China untuk mencari pasokan pangan darurat. Perjalanan ini dilakukan berbarengan dengan pembukaan kembali perbatasan kedua negara.
Perbatasan Korut dengan China ditutup pada Januari 2020, di awal pandemi virus corona. Langkah ini telah menghancurkan ekonomi Korut, yang sebagian besar bergantung pada perdagangan dengan China. Belakangan, perdagangan jalur kereta api kedua negara dibuka pada 1 November.
Perjalanan kereta api dari Dandong, China melintasi Sungai Yalu ke Sinuiju, Korea Utara telah dibuka. Sumber mengatakan, delegasi Korut tersebut meminta pejabat China di Dandong untuk memberi pasokan minyak goreng dan bumbu, bahan bangunan, dan beberapa jenis kain.
“Dua gerbong kereta melintasi jembatan pada 8 November dari Korut. Pada awalnya kami pikir itu hanya tim pemeliharaan yang datang untuk memeriksa kondisi hubungan kereta api antara Sinuiju dan Dandong, karena kami mendengar mereka akan datang,” seorang warga negara China keturunan Korea dari Dandong kepada Radio Free Asia, Jumat (12/11/2021).
“Tim pemeliharaan kereta api berada di gerbong depan, tetapi ada tiga delegasi tidak resmi dari Pyongyang di gerbong kedua. Mereka ada di sini untuk meminta pasokan darurat,” lanjut sumber tersebut, yang meminta namanya dirahasiakan karena alasan keamanan.
Delegasi itu pergi ke konsulat Korut di kota itu untuk bertemu dengan pejabat China, menurut sumber itu. "Kami belum tahu apakah pejabat China yang mereka temui berasal dari pemerintah pusat di Beijing, atau dari pemerintah daerah di Dandong, yang dipercaya untuk bertindak atas nama pemerintah pusat," kata sumber tersebut.
Laporan dari Korut telah menunjukkan bahwa situasi pangan di Korut sangat buruk, dengan pemerintah mengatakan kepada orang-orang untuk bersiap menghadapi kekurangan yang dapat menyaingi kelaparan 1994-1998 yang menewaskan jutaan warga Korut. Kekurangan tersebut telah menyebabkan kematian karena kelaparan.
Tetapi, panen yang baru saja selesai tampaknya telah mengurangi beberapa ketakutan tentang kelaparan massal dalam jangka pendek, kata sumber itu. “Mengingat Korut mengirim delegasi mereka untuk meminta pasokan ke konsulat Korut. Kemungkinan kedua pemerintah telah mencapai kesepakatan dan ini adalah diskusi tingkat kerja,” tambah sumber itu.
Pada awal tahun 2021, ketika jelas bahwa perbatasan akan tetap ditutup setidaknya selama beberapa bulan, pemimpin Korut Kim Jong-un meminta negara itu untuk mengatasi masalah pangan dan sumber dayanya sesuai dengan ideologi “juche” pendirinya, yang mengajarkan kemandirian pada tingkat individu, lokal dan negara.
“Betapa putus asanya Korut. Pemerintah mengatakan kepada orang-orang untuk menanggung penutupan perbatasan dengan mendorong kemandirian, dan sekarang di sinilah mereka, meminta pasokan darurat dari luar,” tandas sumber tersebut.
Perbatasan Korut dengan China ditutup pada Januari 2020, di awal pandemi virus corona. Langkah ini telah menghancurkan ekonomi Korut, yang sebagian besar bergantung pada perdagangan dengan China. Belakangan, perdagangan jalur kereta api kedua negara dibuka pada 1 November.
Perjalanan kereta api dari Dandong, China melintasi Sungai Yalu ke Sinuiju, Korea Utara telah dibuka. Sumber mengatakan, delegasi Korut tersebut meminta pejabat China di Dandong untuk memberi pasokan minyak goreng dan bumbu, bahan bangunan, dan beberapa jenis kain.
“Dua gerbong kereta melintasi jembatan pada 8 November dari Korut. Pada awalnya kami pikir itu hanya tim pemeliharaan yang datang untuk memeriksa kondisi hubungan kereta api antara Sinuiju dan Dandong, karena kami mendengar mereka akan datang,” seorang warga negara China keturunan Korea dari Dandong kepada Radio Free Asia, Jumat (12/11/2021).
“Tim pemeliharaan kereta api berada di gerbong depan, tetapi ada tiga delegasi tidak resmi dari Pyongyang di gerbong kedua. Mereka ada di sini untuk meminta pasokan darurat,” lanjut sumber tersebut, yang meminta namanya dirahasiakan karena alasan keamanan.
Baca Juga
Delegasi itu pergi ke konsulat Korut di kota itu untuk bertemu dengan pejabat China, menurut sumber itu. "Kami belum tahu apakah pejabat China yang mereka temui berasal dari pemerintah pusat di Beijing, atau dari pemerintah daerah di Dandong, yang dipercaya untuk bertindak atas nama pemerintah pusat," kata sumber tersebut.
Laporan dari Korut telah menunjukkan bahwa situasi pangan di Korut sangat buruk, dengan pemerintah mengatakan kepada orang-orang untuk bersiap menghadapi kekurangan yang dapat menyaingi kelaparan 1994-1998 yang menewaskan jutaan warga Korut. Kekurangan tersebut telah menyebabkan kematian karena kelaparan.
Tetapi, panen yang baru saja selesai tampaknya telah mengurangi beberapa ketakutan tentang kelaparan massal dalam jangka pendek, kata sumber itu. “Mengingat Korut mengirim delegasi mereka untuk meminta pasokan ke konsulat Korut. Kemungkinan kedua pemerintah telah mencapai kesepakatan dan ini adalah diskusi tingkat kerja,” tambah sumber itu.
Pada awal tahun 2021, ketika jelas bahwa perbatasan akan tetap ditutup setidaknya selama beberapa bulan, pemimpin Korut Kim Jong-un meminta negara itu untuk mengatasi masalah pangan dan sumber dayanya sesuai dengan ideologi “juche” pendirinya, yang mengajarkan kemandirian pada tingkat individu, lokal dan negara.
“Betapa putus asanya Korut. Pemerintah mengatakan kepada orang-orang untuk menanggung penutupan perbatasan dengan mendorong kemandirian, dan sekarang di sinilah mereka, meminta pasokan darurat dari luar,” tandas sumber tersebut.
(esn)
tulis komentar anda