Stempel Tato Kamp Auschwitz Nazi Dilelang di Yerusalem, Warga Yahudi Marah
Rabu, 03 November 2021 - 13:18 WIB
YERUSALEM - Kepala badan peringatan Holocaust Israel mengkritik rencana rumah lelang Yerusalem menjual alat yang digunakan untuk menato para tahanan di kamp kematian Auschwitz Nazi Jerman.
“Satu set alat stempel tato yang terbuat dari jarum adalah barang Holocaust yang paling mengejutkan," ungkap pernyataan rumah lelang Tzolmans di halaman lelang online-nya.
Nazi menato para tahanan dengan angka dan huruf di lengan mereka, dan para penyintas masih memiliki tato itu selama beberapa dekade.
Juru lelang, Meir Tzolman, mengatakan penjualan itu dimaksudkan untuk "meningkatkan kesadaran".
"Saya orang terakhir yang meremehkan atau mengurangi nilai Holocaust. Saya ingin memastikan bahwa barang itu sampai ke tangan yang tepat dan tidak hilang dari halaman sejarah," kata dia pada Times of Israel dikutip Radio Angkatan Darat Israel.
Satu set peralatan tato itu terdiri dari 14 stempel tato dan buku panduan berisi instruksi dari pabrik pembuatnya, Aesculap.
Menurut Museum Peringatan Holocaust Amerika Serikat, para tahanan pada awalnya ditato dengan stempel berupa jarum-jarum yang dapat disusun membentuk angka. Stempel itu kemudian ditancapkan ke kulit para narapidana dan tinta dioleskan ke luka mereka.
Tato itu permanen dan tanda semacam itu telah menjadi salah satu simbol paling mengerikan dari Holocaust Nazi, di mana sekitar 6 juta orang Yahudi dibunuh secara sistematis oleh rezim Adolf Hitler di seluruh Eropa selama Perang Dunia Kedua.
Menurut rumah lelang, set peralatan itu adalah salah satu dari hanya tiga set yang diketahui ada.
Disebutkan, satu set peralatan tato itu ada di Museum Medis Militer di St Petersburg, Rusia, dan yang lainnya di Museum Auschwitz, lokasi kamp di Polandia yang saat itu diduduki Nazi.
Para pemimpin dan organisasi Yahudi mengutuk penjualan stempel tetao yang dianggap sebagai tindakan tidak bermoral.
Ketua peringatan Holocaust nasional Yad Vashem Israel, Dani Dayan, mentweet bahwa lembaga tersebut, "Menentang keberadaan pasar untuk benda-benda Yahudi atau Nazi sejak era Holocaust. Para pedagang serakah hanya mendorong jenis aktivitas ini.”
“Kepala Asosiasi Yahudi Eropa, Rabi Menachem Margolin, telah menulis surat kepada menteri kehakiman Israel yang mendesaknya menghentikan apa yang disebutnya penjualan tercela," papar laporan surat kabar Hamodia.
Pelelangan barang-barang tersebut dijadwalkan berlangsung pada 9 November 2021.
“Satu set alat stempel tato yang terbuat dari jarum adalah barang Holocaust yang paling mengejutkan," ungkap pernyataan rumah lelang Tzolmans di halaman lelang online-nya.
Nazi menato para tahanan dengan angka dan huruf di lengan mereka, dan para penyintas masih memiliki tato itu selama beberapa dekade.
Juru lelang, Meir Tzolman, mengatakan penjualan itu dimaksudkan untuk "meningkatkan kesadaran".
"Saya orang terakhir yang meremehkan atau mengurangi nilai Holocaust. Saya ingin memastikan bahwa barang itu sampai ke tangan yang tepat dan tidak hilang dari halaman sejarah," kata dia pada Times of Israel dikutip Radio Angkatan Darat Israel.
Satu set peralatan tato itu terdiri dari 14 stempel tato dan buku panduan berisi instruksi dari pabrik pembuatnya, Aesculap.
Menurut Museum Peringatan Holocaust Amerika Serikat, para tahanan pada awalnya ditato dengan stempel berupa jarum-jarum yang dapat disusun membentuk angka. Stempel itu kemudian ditancapkan ke kulit para narapidana dan tinta dioleskan ke luka mereka.
Tato itu permanen dan tanda semacam itu telah menjadi salah satu simbol paling mengerikan dari Holocaust Nazi, di mana sekitar 6 juta orang Yahudi dibunuh secara sistematis oleh rezim Adolf Hitler di seluruh Eropa selama Perang Dunia Kedua.
Menurut rumah lelang, set peralatan itu adalah salah satu dari hanya tiga set yang diketahui ada.
Disebutkan, satu set peralatan tato itu ada di Museum Medis Militer di St Petersburg, Rusia, dan yang lainnya di Museum Auschwitz, lokasi kamp di Polandia yang saat itu diduduki Nazi.
Para pemimpin dan organisasi Yahudi mengutuk penjualan stempel tetao yang dianggap sebagai tindakan tidak bermoral.
Ketua peringatan Holocaust nasional Yad Vashem Israel, Dani Dayan, mentweet bahwa lembaga tersebut, "Menentang keberadaan pasar untuk benda-benda Yahudi atau Nazi sejak era Holocaust. Para pedagang serakah hanya mendorong jenis aktivitas ini.”
“Kepala Asosiasi Yahudi Eropa, Rabi Menachem Margolin, telah menulis surat kepada menteri kehakiman Israel yang mendesaknya menghentikan apa yang disebutnya penjualan tercela," papar laporan surat kabar Hamodia.
Pelelangan barang-barang tersebut dijadwalkan berlangsung pada 9 November 2021.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda