Terungkap, Tentara dan Mata-mata yang Dilatih AS Gabung ISIS untuk Lawan Taliban
Senin, 01 November 2021 - 14:54 WIB
Namun, fakta para pejuang yang didanai AS ini mendaftar ke kelompok teror garis keras dalam beberapa bulan setelah AS meninggalkan Afghanistan menggambarkan masalah yang tampaknya belum dipelajari para pembuat keputusan di Washington dalam empat dekade pengalaman.
Sama seperti Mujahidin Afghanistan yang didanai AS, pada akhirnya mereka berubah menjadi Taliban pada akhir 1980-an dan 1990-an.
Kini, mantan militer Afghanistan berada di jalur untuk meningkatkan kekuatan barisan IS-K.
Sebelumnya, para tentara Irak yang tidak puas dan dibiarkan tanpa pekerjaan setelah invasi AS pada 2003 berakhir, juga bergabung ISIS beberapa tahun kemudian.
Badan keamanan AS telah mulai membunyikan alarm tentang kebangkitan IS-K, dengan Wakil Menteri Pertahanan AS Colin Kahl mengatakan kepada Senat pekan lalu bahwa kelompok itu dapat berada dalam posisi untuk menyerang Barat dari Afghanistan dalam waktu enam bulan.
Taliban, setidaknya secara publik, tidak gentar. “Kami tidak menghadapi ancaman dan kami tidak khawatir tentang mereka,” tegas Mawlawi Zubair, seorang komandan senior Taliban, mengatakan kepada Wall Street Journal.
“Tidak perlu, bahkan sedikit pun, bagi kami untuk mencari bantuan dari siapa pun dalam melawan ISIS,” papar dia.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
Sama seperti Mujahidin Afghanistan yang didanai AS, pada akhirnya mereka berubah menjadi Taliban pada akhir 1980-an dan 1990-an.
Kini, mantan militer Afghanistan berada di jalur untuk meningkatkan kekuatan barisan IS-K.
Sebelumnya, para tentara Irak yang tidak puas dan dibiarkan tanpa pekerjaan setelah invasi AS pada 2003 berakhir, juga bergabung ISIS beberapa tahun kemudian.
Badan keamanan AS telah mulai membunyikan alarm tentang kebangkitan IS-K, dengan Wakil Menteri Pertahanan AS Colin Kahl mengatakan kepada Senat pekan lalu bahwa kelompok itu dapat berada dalam posisi untuk menyerang Barat dari Afghanistan dalam waktu enam bulan.
Taliban, setidaknya secara publik, tidak gentar. “Kami tidak menghadapi ancaman dan kami tidak khawatir tentang mereka,” tegas Mawlawi Zubair, seorang komandan senior Taliban, mengatakan kepada Wall Street Journal.
“Tidak perlu, bahkan sedikit pun, bagi kami untuk mencari bantuan dari siapa pun dalam melawan ISIS,” papar dia.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(sya)
tulis komentar anda