Terungkap, Tentara dan Mata-mata yang Dilatih AS Gabung ISIS untuk Lawan Taliban
Senin, 01 November 2021 - 14:54 WIB
Menurut mantan pejabat keamanan dan anggota Taliban yang berbicara pada Wall Street Journal, beberapa mantan pasukan pemerintah telah bergabung untuk mendapatkan gaji, dan yang lainnya bergabung karena kurangnya alternatif yang lebih baik untuk pemerintahan Taliban.
“Jika ada perlawanan, mereka akan bergabung dengan perlawanan,” ungkap mantan kepala mata-mata Afghanistan Rahmatullah Nabil kepada surat kabar itu.
Dia menambahkan “Untuk saat ini, ISIS adalah satu-satunya kelompok bersenjata lainnya.”
Meskipun IS-K dan Taliban adalah kelompok fundamentalis Islam, ideologi mereka berbeda.
Taliban adalah organisasi nasionalis yang didominasi Punjabi tanpa tujuan yang dinyatakan di luar perbatasan Afghanistan, dan toleransi terhadap sekte Muslim lainnya di negara itu.
IS-K, sebaliknya, memandang Syiah dan sekte Muslim lainnya sebagai murtad. Mereka bertujuan mendirikan kekhalifahan Islam di seluruh dunia, seperti yang coba dilakukan ISIS beberapa tahun lalu di Irak dan Suriah dengan nama ISIS.
Awalnya ditekan oleh Taliban, IS-K bangkit kembali di tengah kekacauan penarikan AS dari Afghanistan.
Kelompok IS-K melakukan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul pada Agustus yang menewaskan sekitar 200 warga Afghanistan dan 13 tentara AS.
Bagi militer AS, itu adalah hari paling mematikan di Afghanistan sejak 2011.
Tidak jelas "keahlian kritis dalam pengumpulan intelijen dan teknik perang" apa yang akan dibawa para rekrutan baru ini ke IS-K, mengingat militer Afghanistan yang diduga berkekuatan 300.000 orang.
“Jika ada perlawanan, mereka akan bergabung dengan perlawanan,” ungkap mantan kepala mata-mata Afghanistan Rahmatullah Nabil kepada surat kabar itu.
Dia menambahkan “Untuk saat ini, ISIS adalah satu-satunya kelompok bersenjata lainnya.”
Meskipun IS-K dan Taliban adalah kelompok fundamentalis Islam, ideologi mereka berbeda.
Taliban adalah organisasi nasionalis yang didominasi Punjabi tanpa tujuan yang dinyatakan di luar perbatasan Afghanistan, dan toleransi terhadap sekte Muslim lainnya di negara itu.
IS-K, sebaliknya, memandang Syiah dan sekte Muslim lainnya sebagai murtad. Mereka bertujuan mendirikan kekhalifahan Islam di seluruh dunia, seperti yang coba dilakukan ISIS beberapa tahun lalu di Irak dan Suriah dengan nama ISIS.
Awalnya ditekan oleh Taliban, IS-K bangkit kembali di tengah kekacauan penarikan AS dari Afghanistan.
Kelompok IS-K melakukan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul pada Agustus yang menewaskan sekitar 200 warga Afghanistan dan 13 tentara AS.
Bagi militer AS, itu adalah hari paling mematikan di Afghanistan sejak 2011.
Tidak jelas "keahlian kritis dalam pengumpulan intelijen dan teknik perang" apa yang akan dibawa para rekrutan baru ini ke IS-K, mengingat militer Afghanistan yang diduga berkekuatan 300.000 orang.
tulis komentar anda