Langkah Provokatif Iran Bikin Waswas, AS dan Sekutunya Tuntut Kepatuhan Penuh
Minggu, 31 Oktober 2021 - 09:08 WIB
ROMA - Amerika Serikat (AS), Inggris , Prancis , dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama terkait program nuklir Iran . Keempat negara itu menyatakan keprihatinan yang mendalam atas program nuklir Iran dan mendesak Presiden Ebrahim Raisi untuk secara penuh kembali mematuhi perjanjian nuklir 2015.
Dalam pernyataan yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden , Perdana Menteri Inggris Boris Johnson , Presiden Prancis Emmanuel Macron , dan Kanselir Jerman Angela Merkel pada konferensi G20 di Roma, Italia, para pemimpin dunia memperingatkan tentang risiko yang ditimbulkan terhadap keamanan internasional oleh eskalasi program nuklir Iran.
“Kami menyatakan tekad kami untuk memastikan bahwa Iran tidak akan pernah dapat mengembangkan atau memperoleh senjata nuklir dan berbagi keprihatinan kami yang besar dan berkembang bahwa, sementara Iran menghentikan negosiasi untuk kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) sejak Juni, itu telah mempercepat langkah langkah nuklir yang provokatif," bunyi pernyataan bersama itu seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (31/10/2021).
Pernyataan itu juga menyatakan Iran tidak memiliki kebutuhan sipil yang kredibel untuk produksi uranium yang sangat diperkaya.
Pernyataan itu memuji komitmen Biden untuk mengembalikan AS ke kepatuhan penuh terhadap JCPOA selama Iran melakukan hal yang sama. Mereka juga mendesak Raisi untuk memikirkan pertumbuhan ekonomi Iran jika negara itu kembali ke kesepakatan nuklir dan sanksi yang dijatuhkan terhadapnya.
“Kami menyerukan kepada Presiden Raisi untuk mengambil kesempatan ini dan kembali ke upaya itikad baik untuk menyelesaikan negosiasi kami sebagai masalah mendesak,” para pemimpin dunia menyimpulkan sembari memperingatkan itu adalah satu-satunya cara pasti untuk menghindari eskalasi berbahaya.
Para pemimpin AS, Inggris, Prancis, dan Jerman juga berkomitmen dalam pernyataan tersebut untuk terus bekerja sama dengan Rusia, China, dan Uni Eropa guna menyelesaikan masalah tersebut.
Meskipun diskusi berulang kali, Iran dan AS belum kembali ke prjanjian nuklir 2015 – juga dikenal sebagai JCPOA – sejak mantan presiden Donald Trump menarik AS pada 2018 dan memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap Iran.
Biden telah menyatakan minatnya untuk mengembalikan AS ke perjanjian itu sejak pelantikannya pada Januari lalu, tetapi kedua negara belum mencapai kesepakatan.
Minggu ini, Iran mengatakan akan kembali ke negosiasi pada akhir November.
Dalam pernyataan yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden , Perdana Menteri Inggris Boris Johnson , Presiden Prancis Emmanuel Macron , dan Kanselir Jerman Angela Merkel pada konferensi G20 di Roma, Italia, para pemimpin dunia memperingatkan tentang risiko yang ditimbulkan terhadap keamanan internasional oleh eskalasi program nuklir Iran.
“Kami menyatakan tekad kami untuk memastikan bahwa Iran tidak akan pernah dapat mengembangkan atau memperoleh senjata nuklir dan berbagi keprihatinan kami yang besar dan berkembang bahwa, sementara Iran menghentikan negosiasi untuk kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) sejak Juni, itu telah mempercepat langkah langkah nuklir yang provokatif," bunyi pernyataan bersama itu seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (31/10/2021).
Pernyataan itu juga menyatakan Iran tidak memiliki kebutuhan sipil yang kredibel untuk produksi uranium yang sangat diperkaya.
Pernyataan itu memuji komitmen Biden untuk mengembalikan AS ke kepatuhan penuh terhadap JCPOA selama Iran melakukan hal yang sama. Mereka juga mendesak Raisi untuk memikirkan pertumbuhan ekonomi Iran jika negara itu kembali ke kesepakatan nuklir dan sanksi yang dijatuhkan terhadapnya.
“Kami menyerukan kepada Presiden Raisi untuk mengambil kesempatan ini dan kembali ke upaya itikad baik untuk menyelesaikan negosiasi kami sebagai masalah mendesak,” para pemimpin dunia menyimpulkan sembari memperingatkan itu adalah satu-satunya cara pasti untuk menghindari eskalasi berbahaya.
Para pemimpin AS, Inggris, Prancis, dan Jerman juga berkomitmen dalam pernyataan tersebut untuk terus bekerja sama dengan Rusia, China, dan Uni Eropa guna menyelesaikan masalah tersebut.
Meskipun diskusi berulang kali, Iran dan AS belum kembali ke prjanjian nuklir 2015 – juga dikenal sebagai JCPOA – sejak mantan presiden Donald Trump menarik AS pada 2018 dan memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap Iran.
Biden telah menyatakan minatnya untuk mengembalikan AS ke perjanjian itu sejak pelantikannya pada Januari lalu, tetapi kedua negara belum mencapai kesepakatan.
Minggu ini, Iran mengatakan akan kembali ke negosiasi pada akhir November.
(ian)
tulis komentar anda