Bumi Hangus, 160 Bangunan Terbakar Akibat Serangan Roket Tentara Myanmar
Minggu, 31 Oktober 2021 - 07:52 WIB
Lebih dari 10.000 penduduk kemudian meninggalkan kota, beberapa tinggal sementara di desa-desa terdekat dan yang lainnya mencari perlindungan di seberang perbatasan di Mizoram, India. Sekitar 20 staf dan anak-anak di panti asuhan di pinggiran kota diyakini sebagai satu-satunya penghuni yang tersisa.
Organisasi Hak Asasi Manusia Chin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kebakaran di Thantlang telah mereda pada Sabtu pagi, setelah sebanyak 200 rumah mungkin telah hancur.
“Sebagian besar bangunan di jalan utama, yang memiliki kios-kios toko dan segala macam bisnis, telah hancur. Tidak ada yang tersisa untuk diselamatkan,” bunyi pernyataan yang ditandatangani oleh wakil direktur eksekutif kelompok itu, Salai Za Uk Ling.
“Cara api menyala menunjukkan bahwa itu bukan hanya tembakan roket pembakar tetapi juga dengan sengaja membakar rumah dan bangunan secara manual,” imbuhnya.
Menurut Angkatan Pertahanan China-Thantlang, sebuah milisi lokal yang memerangi militer, sebuah Gereja Presbiterian dan sebuah bangunan yang menampung Gereja Pantekosta di the Rock termasuk di antara 164 bangunan yang dianggap hancur oleh api.
Pasukan pertahanan mengatakan penembakan itu dimulai setelah pertempuran pecah ketika mereka mencoba untuk mencegah tentara pemerintah menjarah sebuah rumah di kota itu.
Namun seorang juru bicara pemerintah membantah hal itu, menyebutnya sebagai tuduhan omong kosong yang dilaporkan oleh media yang ingin menghancurkan negara. Ia pun menyalahkan kelompok pemberontak karena menghasut pertempuran dan pembakaran.
Dalam wawancara telepon pada Sabtu malam di stasiun televisi pemerintah MRTV, juru bicara pemerintah Mayor Jenderal Zaw Min Tun mengatakan peristiwa itu dimulai ketika anggota PDF – atau Pasukan Pertahanan Rakyat, sebutan umum untuk milisi lokal – menyerang pasukan keamanan, yang membalasnya dengan tembakan.
Dia mengatakan gerilyawan berlindung di rumah-rumah di kota dan membakarnya saat mereka melarikan diri, menghalangi bala bantuan dari pemerintah untuk memadamkan api dengan menembaki mereka.
Organisasi Hak Asasi Manusia Chin mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kebakaran di Thantlang telah mereda pada Sabtu pagi, setelah sebanyak 200 rumah mungkin telah hancur.
“Sebagian besar bangunan di jalan utama, yang memiliki kios-kios toko dan segala macam bisnis, telah hancur. Tidak ada yang tersisa untuk diselamatkan,” bunyi pernyataan yang ditandatangani oleh wakil direktur eksekutif kelompok itu, Salai Za Uk Ling.
“Cara api menyala menunjukkan bahwa itu bukan hanya tembakan roket pembakar tetapi juga dengan sengaja membakar rumah dan bangunan secara manual,” imbuhnya.
Menurut Angkatan Pertahanan China-Thantlang, sebuah milisi lokal yang memerangi militer, sebuah Gereja Presbiterian dan sebuah bangunan yang menampung Gereja Pantekosta di the Rock termasuk di antara 164 bangunan yang dianggap hancur oleh api.
Pasukan pertahanan mengatakan penembakan itu dimulai setelah pertempuran pecah ketika mereka mencoba untuk mencegah tentara pemerintah menjarah sebuah rumah di kota itu.
Namun seorang juru bicara pemerintah membantah hal itu, menyebutnya sebagai tuduhan omong kosong yang dilaporkan oleh media yang ingin menghancurkan negara. Ia pun menyalahkan kelompok pemberontak karena menghasut pertempuran dan pembakaran.
Dalam wawancara telepon pada Sabtu malam di stasiun televisi pemerintah MRTV, juru bicara pemerintah Mayor Jenderal Zaw Min Tun mengatakan peristiwa itu dimulai ketika anggota PDF – atau Pasukan Pertahanan Rakyat, sebutan umum untuk milisi lokal – menyerang pasukan keamanan, yang membalasnya dengan tembakan.
Dia mengatakan gerilyawan berlindung di rumah-rumah di kota dan membakarnya saat mereka melarikan diri, menghalangi bala bantuan dari pemerintah untuk memadamkan api dengan menembaki mereka.
tulis komentar anda