Mengenal Mustafa Kemal Ataturk yang Berpotensi Jadi Nama Jalan di Jakarta
Senin, 18 Oktober 2021 - 11:23 WIB
Parlemen Turki memberinya nama keluarga Atatürk pada tahun 1934, yang berarti "Bapak Turki", sebagai pengakuan atas perannya dalam membangun Republik Turki modern. Dia meninggal pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahçe di Istanbul, pada usia 57 tahun.
Dia digantikan sebagai Presiden oleh Perdana Menteri Ismet Inönü dan dihormati dengan pemakaman kenegaraan. Makam ikoniknya di Ankara, dibangun dan dibuka pada tahun 1953, dikelilingi oleh taman yang disebut Taman Perdamaian untuk menghormati ungkapannya yang terkenal "Damai di Rumah, Damai di Dunia".
Pada tahun 1981, seratus tahun kelahiran Atatürk, ingatannya dihormati oleh PBB dan UNESCO, yang mendeklarasikannya sebagai Tahun Atatürk di Dunia dan mengadopsi Resolusi Seratus Tahun Atatürk.
PBB menggambarkannya sebagai "pemimpin perjuangan pertama melawan kolonialisme dan imperialisme" dan "pendorong yang luar biasa dari rasa saling pengertian antara orang-orang dan perdamaian yang bertahan lama antara bangsa-bangsa di dunia dan bahwa ia bekerja sepanjang hidupnya untuk pengembangan harmoni dan kerja sama antara orang-orang tanpa perbedaan.
Selama berkuasa, sekularisme dan nasionalisme Kemal Ataturk semakin menjadi-jadi. Dia pernah memerintahkan penggunaan bahasa Turki dalam berbagai aspek kehidupan dan agama, termasuk azan. Hal yang berlebihan ini yang tidak disukai komunitas muslim di di luar Turki.
Dia digantikan sebagai Presiden oleh Perdana Menteri Ismet Inönü dan dihormati dengan pemakaman kenegaraan. Makam ikoniknya di Ankara, dibangun dan dibuka pada tahun 1953, dikelilingi oleh taman yang disebut Taman Perdamaian untuk menghormati ungkapannya yang terkenal "Damai di Rumah, Damai di Dunia".
Pada tahun 1981, seratus tahun kelahiran Atatürk, ingatannya dihormati oleh PBB dan UNESCO, yang mendeklarasikannya sebagai Tahun Atatürk di Dunia dan mengadopsi Resolusi Seratus Tahun Atatürk.
PBB menggambarkannya sebagai "pemimpin perjuangan pertama melawan kolonialisme dan imperialisme" dan "pendorong yang luar biasa dari rasa saling pengertian antara orang-orang dan perdamaian yang bertahan lama antara bangsa-bangsa di dunia dan bahwa ia bekerja sepanjang hidupnya untuk pengembangan harmoni dan kerja sama antara orang-orang tanpa perbedaan.
Selama berkuasa, sekularisme dan nasionalisme Kemal Ataturk semakin menjadi-jadi. Dia pernah memerintahkan penggunaan bahasa Turki dalam berbagai aspek kehidupan dan agama, termasuk azan. Hal yang berlebihan ini yang tidak disukai komunitas muslim di di luar Turki.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda