Bunuh Mantan Istri saat Live sebagai Vlogger, Pria China Dihukum Mati
Jum'at, 15 Oktober 2021 - 06:15 WIB
Setelah kematiannya, puluhan ribu pengikut yang berduka berkomentar di halaman Douyin-nya, sementara jutaan pengguna Webio—platform mirip Twitter—menuntut keadilan menggunakan tanda pagar trending yang kemudian disensor.
China hanya mengkriminalisasi kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2016, tetapi masalah ini tetap menyebar dan kurang dilaporkan, terutama di komunitas pedesaan yang kurang berkembang.
Menurut survei tahun 2013 oleh Federasi Wanita Seluruh China, sekitar satu dari empat wanita China yang sudah menikah pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Para aktivis mengatakan keluhan berulang para korban sering tidak ditanggapi serius oleh polisi sampai terlambat, dengan masalah ini sering dianggap sebagai masalah keluarga pribadi dalam budaya konservatif negara itu.
Ada juga kekhawatiran bahwa perubahan baru-baru ini pada hukum perdata China—yang memperkenalkan periode wajib “cooling-off” selama 30 hari bagi pasangan yang ingin bercerai—dapat mempersulit para korban untuk meninggalkan pernikahan yang menindas.
China hanya mengkriminalisasi kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2016, tetapi masalah ini tetap menyebar dan kurang dilaporkan, terutama di komunitas pedesaan yang kurang berkembang.
Menurut survei tahun 2013 oleh Federasi Wanita Seluruh China, sekitar satu dari empat wanita China yang sudah menikah pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Para aktivis mengatakan keluhan berulang para korban sering tidak ditanggapi serius oleh polisi sampai terlambat, dengan masalah ini sering dianggap sebagai masalah keluarga pribadi dalam budaya konservatif negara itu.
Ada juga kekhawatiran bahwa perubahan baru-baru ini pada hukum perdata China—yang memperkenalkan periode wajib “cooling-off” selama 30 hari bagi pasangan yang ingin bercerai—dapat mempersulit para korban untuk meninggalkan pernikahan yang menindas.
(min)
tulis komentar anda