Rezim Assad Danai Perang Suriah Lewat Kedutaan Besarnya di Eropa

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 16:21 WIB
Presiden Bashar Al-Assad. Foto/REUTERS
DAMASKUS - Biaya besar dari diaspora Suriah yang menghindari wajib militer telah menjadi sumber utama pendapatan rezim Presiden Bashar Al-Assad yang kekurangan uang.

Laporan baru itu diungkapkan konsorsium pusat investigasi internasional, seperti dilansir kantor berita Anadolu pada Jumat (1/10/2021).

"Laki-laki yang tidak membayar menghadapi ancaman aset keluarga mereka di Suriah disita," ungkap laporan yang dirilis Proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir (OCCRP) pada Selasa.



“Pendapatan tahunan dari biaya tersebut bisa antara USD2 miliar dan USD3 miliar dalam lima tahun,” papar OCCRP mengutip studi parlemen dari tahun 2015.





Layanan militer adalah wajib bagi pria Suriah antara usia 18 dan 42 tahun. Wajib militer meningkat secara signifikan pada Februari ketika seorang pejabat militer mengumumkan di media sosial bahwa peraturan baru memungkinkan pihak berwenang menyita properti "penghindar wajib militer" dan keluarga mereka.



Awal tahun ini banyak pemuda Suriah dihadapkan pada pilihan yang tidak menyenangkan: mendaftar menjadi tentara rezim yang membuatnya menjadi pengungsi atau mempertaruhkan keluarganya kehilangan harta benda mereka di kampung halaman.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More