Kim Yo-jong Tegaskan Korut Siap Dialog Antar Korea dengan Syarat
Minggu, 26 September 2021 - 16:41 WIB
Pekan lalu, Korsel berhasil menguji coba peluncuran rudal balistik kapal selam (SLBM), menjadikannya salah satu dari segelintir negara dengan teknologi canggih.
Sementara itu Korut menembakkan dua rudal pada bulan ini, satu rudal jelajah jarak jauh dan yang lainnya rudal balistik jarak pendek.
Kim Yo-jong, yang merupakan orang kepercayaan saudaranya Kim Jong-un, mengatakan bahwa dia tertarik dengan diskusi yang intens di Korsel mengenai prospek baru dari deklarasi resmi berakhirnya Perang Korea.
“Saya merasa bahwa suasana publik Korea Selatan yang ingin memulihkan hubungan antar-Korea dari kebuntuan dan mencapai stabilitas damai sesegera mungkin sangat kuat,” katanya.
“Kami juga memiliki keinginan yang sama,” tegasnya.
Komunikasi antara dua negara di Semenanjung Korea ini telah terputus setelah KTT AS-Korut kedua di Hanoi, Vietnam yang runtuh pada Februari 2019. Presiden AS saat itu Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un tidak dapat menyetujui persyaratan sebuah perjanjian.
Tawaran Korut untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Korsel muncul setelah negara itu menolak beberapa tawaran untuk berdialog oleh AS.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam pidatonya di PBB pekan lalu bahwa dia menginginkan diplomasi berkelanjutan untuk menyelesaikan krisis seputar program nuklir dan rudal Korut.
Sementara itu Korut menembakkan dua rudal pada bulan ini, satu rudal jelajah jarak jauh dan yang lainnya rudal balistik jarak pendek.
Kim Yo-jong, yang merupakan orang kepercayaan saudaranya Kim Jong-un, mengatakan bahwa dia tertarik dengan diskusi yang intens di Korsel mengenai prospek baru dari deklarasi resmi berakhirnya Perang Korea.
“Saya merasa bahwa suasana publik Korea Selatan yang ingin memulihkan hubungan antar-Korea dari kebuntuan dan mencapai stabilitas damai sesegera mungkin sangat kuat,” katanya.
“Kami juga memiliki keinginan yang sama,” tegasnya.
Komunikasi antara dua negara di Semenanjung Korea ini telah terputus setelah KTT AS-Korut kedua di Hanoi, Vietnam yang runtuh pada Februari 2019. Presiden AS saat itu Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un tidak dapat menyetujui persyaratan sebuah perjanjian.
Tawaran Korut untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Korsel muncul setelah negara itu menolak beberapa tawaran untuk berdialog oleh AS.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam pidatonya di PBB pekan lalu bahwa dia menginginkan diplomasi berkelanjutan untuk menyelesaikan krisis seputar program nuklir dan rudal Korut.
tulis komentar anda