Korut Tolak Seruan Korsel Deklarasikan Perang Korea Berakhir

Jum'at, 24 September 2021 - 10:04 WIB
loading...
Korut Tolak Seruan Korsel...
Korut tolak seruan Korsel untuk mendeklarasikan Perang Korea berakhir. Foto/Ilustrasi
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) menolak desakan Korea Selatan (Korsel) untuk mendeklarasikan Perang Korea 1950-53 berakhir sebagai cara untuk memulihkan perdamaian. Korut mengatakan bahwa langkah seperti itu dapat digunakan sebagai tabir asap yang menutupi kebijakan bermusuhan Amerika Serikat (AS) terhadap Pyongyang.

Dalam pidato di Majelis Umum PBB awal pekan ini, Presiden Korsel Moon Jae-in mengulangi seruannya untuk deklarasi Perang Korea berakhir yang menurutnya dapat membantu mencapai denuklirisasi dan perdamaian abadi di Semenanjung Korea.

Wakil Menteri Luar Negeri Korut Ri Thae-song menolak seruan Moon, mneyebutnya prematur selama kebijakan AS tidak berubah.

"Harus dipahami dengan jelas bahwa deklarasi penghentian perang sama sekali tidak membantu menstabilkan situasi Semenanjung Korea saat ini, tetapi dapat disalahgunakan sebagai tabir asap yang menutupi kebijakan permusuhan AS," kata Ri seperti dikutip dari AP, Jumat (24/9/2021).

Ia mengatakan senjata dan pasukan Amerika yang dikerahkan di Korsel dan sekitarnya serta latihan militer reguler AS di kawasan itu semuanya mengarah pada kebijakan permusuhan AS terhadap Korut yang semakin kejam dari hari ke hari. Korut juga telah lama menggambarkan sanksi ekonomi yang dipimpin AS sebagai bukti permusuhan Washington terhadap Pyongyang.



Perang Korea pada tahuan 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, sehingga secara teknis meninggalkan semenanjung itu dalam keadaan perang. Korut terus-menerus ingin menandatangani perjanjian damai dengan AS untuk secara resmi mengakhiri perang dan selanjutnya untuk menjalin hubungan yang lebih baik, keringanan sanksi dan pengurangan atau penarikan 28.500 tentara AS yang dikerahkan di Korsel.

Kedua Korea telah menyerukan deklarasi perang berakhir yang akan dibuat selama periode diplomasi dengan AS yang dimulai pada 2018, dan ada spekulasi bahwa Presiden Donald Trump mungkin mengumumkan perang berakhir pada awal 2019 guna meyakinkan pemimpin Korut Kim Jong-un untuk berkomitmen pada denuklirisasi.

Namun hingga saat ini tidak ada pengumuman seperti itu karena diplomasi memudar menjadi jalan buntu karena pelonggaran sanksi sebagai imbalan atas denuklirisasi Korut.

Dalam beberapa bulan terakhir, Kim Jong-un telah memperingatkan bahwa Korut akan meningkatkan persenjataan nuklirnya dan memperkenalkan sistem senjata yang lebih canggih kecuali AS menghentikan kebijakan permusuhannya. Pekan lalu, Korut melakukan uji coba rudal pertamanya dalam enam bulan, menunjukkan kemampuannya untuk meluncurkan serangan ke Korsel dan Jepang, dua sekutu utama AS di mana total 80.000 tentara Amerika ditempatkan.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
Rekomendasi
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
28 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Musuh-musuh Utama AS...
Musuh-musuh Utama AS dan NATO akan Gelar Latihan Perang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved