Ribut Kapal Selam Nuklir, AS Tembakkan 2 Rudal Balistik Trident

Senin, 20 September 2021 - 13:15 WIB
Rudal balistik Trident II ditembakkan dari kapal selam USS Wyoming Angkatan Laut AS di lepas pantai Cape Canaveral, Florida, 17 September 2021. Foto/Naval News
WASHINGTON - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) menguji tembak dua rudal balistik dari kapal selam (SLBM) Trident II D5LE. Misil yang bisa membawa hulu ledak nuklir ini ditembakkan di tengah polemik kesepakatan berbagi teknologi kapal selam bertenaga nuklir antara AS, Inggris dan Australia yang membuat Prancis marah.

Kesepakatan berbagi teknologi kapal selam bertenaga nuklir itu bagian dari pakta AUKUS, nama aliansi yang dibentuk tiga negara itu.





Uji tembak misil Trident II dilakukan di lepas pantai Cape Canaveral, Florida, pada 17 September 2021. Misil itu ditembakkan dari dari USS Wyoming, kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir kelas Ohio yang telah beroperasi sejak tahun 1996, dan baru-baru ini menjalani perombakan teknologi dan pengisian bahan bakar.

D5LE adalah versi terbaru dari rudal Trident II yang diperkirakan akan tetap beroperasi hingga tahun 2042.

Uji tembak misil itu bagian dari apa yang disebut Operasi Demonstrasi dan Penghancuran, yang dirancang untuk menunjukkan kepada rakyat Amerika, sekutu, dan rivalnya. "Keandalan yang tak tertandingi dari penangkal nuklir berbasis laut kami," kata pejabat Angkatan Laut AS, Wakil Laksamana Johnny R. Wolfe.

“Rudal yang diperpanjang hidupnya—Trident II (D5LE)—sekarang sedang dikerahkan ke armada dan akan melayani sisa masa pakai SSBN kelas Ohio AS dan kelas Vanguard Inggris," imbuh Angkatan Laut AS dalam siaran pers yang dilansir dari Naval News, Senin (20/9/2021).

AS dan Inggris telah berbagi teknologi rudal Trident. Keduanya, berdasarkan pakta AUKUS, berjanji untuk membantu Australia mendapatkan teknologi untuk membangun armada kapal selam bertenaga nuklir.

Meskipun masih harus dilihat jenis kapal apa yang akhirnya akan didapat Canberra, semua pihak bersikeras bahwa kapal-kapal selam itu nantinya tidak akan dipersenjatai dengan rudal nuklir.



Kesepakatan aliansi AUKUS itu menyebabkan pertikaian diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ketegangan yang memanas dengan Prancis, yang sama-sama sekutu di keanggotaan NATO. Akibat dari kesepakatan aliansi AUKUS, Paris kehilangan kontrak pembuatan kapal selam bertenaga diesel untuk Australia.

Langkah itu juga memicu reaksi keras dari Beijing, karena sebagian besar pengamat setuju bahwa pakta kontroversial itu ditujukan untuk melawan dan menahan kebangkitan China.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More