Kalah Perang, Pasukan Tigray Bantai 120 Warga Sipil Ethiopia
Kamis, 09 September 2021 - 01:09 WIB
NAIROBI - Para pejabat lokal di Ethiopia menuduh pasukan Tigray telah membunuh lebih dari 120 warga sipil dalam beberapa hari terakhir menyusul kekalahan di medan perang. Ini akan menjadi salah satu pembantaian paling mematikan dalam perang 10 bulan negara itu.
Sewunet Wubalem, pejabat di Dabat Wearda, atau distrik, di wilayah Amhara mengatakan bahwa 123 mayat telah ditemukan dan lebih banyak lagi diperkirakan akan ditemukan.
“Serangan pada 4 September adalah yang paling parah, terutama di desa Chenna Teklehaymanot,” kata pejabat itu seperti dikutip dari The Associated Press, Kamis (9/9/2021).
Ia menambahkan serangan dimulai pada 27 Agustus setelah pasukan Ethiopia memblokir upaya pejuang Tigray untuk merebut kota Gondar.
Sewunet mengatakan penduduk setempat menyalahkan pasukan Tigray karena menjarah, menembaki dan membunuh warga sipil.
“Anak-anak, ibu-ibu dan bahkan sesepuh agama juga menjadi sasaran,” ungkapnya.
Sementara itu kepala Biro Kesehatan Gondar Utara, Bekele Yitbarek mengatakan, korban tewas bisa mencapai 200 orang.
“Sejauh yang saya tahu, beberapa pejuang (Tigray) masih bersembunyi di antara lahan pertanian dan melanjutkan pembunuhan mereka,” ujarnya.
Sewunet Wubalem, pejabat di Dabat Wearda, atau distrik, di wilayah Amhara mengatakan bahwa 123 mayat telah ditemukan dan lebih banyak lagi diperkirakan akan ditemukan.
“Serangan pada 4 September adalah yang paling parah, terutama di desa Chenna Teklehaymanot,” kata pejabat itu seperti dikutip dari The Associated Press, Kamis (9/9/2021).
Ia menambahkan serangan dimulai pada 27 Agustus setelah pasukan Ethiopia memblokir upaya pejuang Tigray untuk merebut kota Gondar.
Sewunet mengatakan penduduk setempat menyalahkan pasukan Tigray karena menjarah, menembaki dan membunuh warga sipil.
“Anak-anak, ibu-ibu dan bahkan sesepuh agama juga menjadi sasaran,” ungkapnya.
Sementara itu kepala Biro Kesehatan Gondar Utara, Bekele Yitbarek mengatakan, korban tewas bisa mencapai 200 orang.
“Sejauh yang saya tahu, beberapa pejuang (Tigray) masih bersembunyi di antara lahan pertanian dan melanjutkan pembunuhan mereka,” ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda