Pesawat Terakhir AS Hengkang, Perang Afghanistan Berakhir
Selasa, 31 Agustus 2021 - 07:12 WIB
Editor Newsweek, Naveed Jamali, mengutip seorang pejabat AS yang tak disebutkan namanya, juga melaporkan tentang penerbangan terakhir AS yang berangkat dari Kabul. "Pesawat terakhir adalah roda ke atas. Perang telah berakhir,” katanya.
Beberapa menit sebelumnya, seorang reporter CNN melaporkan tiga pesawat angkut C-17 terakhir telah lepas landas dari Bandara Internasional Hamid Karzai dan diyakini menjadi akhir dari kehadiran AS di Afghanistan.
Jurnalis Afghanistan, Masoom Ghaznavi, mem-posting apa yang dia sebut "gambar terakhir pendudukan negara kita", yang menunjukkan pasukan AS bersiap untuk meninggalkan bandara.
"Semua pasukan pendudukan asing menarik diri dari negara ini beberapa saat yang lalu," imbuh laporan Voice of America mengutip seorang pejabat Taliban.
Apa yang semula dibayangkan sebagai keberangkatan tertib pasukan terakhir dan diplomat AS telah berubah menjadi perebutan kekuasaan yang dramatis pada 15 Agustus, ketika pemerintah Afghanistan yang didukung AS menyerah dan Taliban dengan cepat mengambil alih negara itu, termasuk ibu kota nasional, Kabul.
Kerumunan orang Afghanistan menyerbu lapangan terbang, beberapa di antaranya berhasil masuk ke pesawat angkut yang membawa pasukan AS, yang lain berpegangan pada roda dan sayap saat pesawat pergi yang berakhir dengan kematian.
Lebih dari 130.000 orang diterbangkan oleh AS dan sekutunya selama dua minggu berikutnya, sebagian besar dari mereka adalah warga Afghanistan yang mencari perlindungan di Barat.
Beberapa menit sebelumnya, seorang reporter CNN melaporkan tiga pesawat angkut C-17 terakhir telah lepas landas dari Bandara Internasional Hamid Karzai dan diyakini menjadi akhir dari kehadiran AS di Afghanistan.
Jurnalis Afghanistan, Masoom Ghaznavi, mem-posting apa yang dia sebut "gambar terakhir pendudukan negara kita", yang menunjukkan pasukan AS bersiap untuk meninggalkan bandara.
"Semua pasukan pendudukan asing menarik diri dari negara ini beberapa saat yang lalu," imbuh laporan Voice of America mengutip seorang pejabat Taliban.
Apa yang semula dibayangkan sebagai keberangkatan tertib pasukan terakhir dan diplomat AS telah berubah menjadi perebutan kekuasaan yang dramatis pada 15 Agustus, ketika pemerintah Afghanistan yang didukung AS menyerah dan Taliban dengan cepat mengambil alih negara itu, termasuk ibu kota nasional, Kabul.
Kerumunan orang Afghanistan menyerbu lapangan terbang, beberapa di antaranya berhasil masuk ke pesawat angkut yang membawa pasukan AS, yang lain berpegangan pada roda dan sayap saat pesawat pergi yang berakhir dengan kematian.
Lebih dari 130.000 orang diterbangkan oleh AS dan sekutunya selama dua minggu berikutnya, sebagian besar dari mereka adalah warga Afghanistan yang mencari perlindungan di Barat.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda