Pria Ukraina Tertangkap Basah saat Coba Curi Rahasia Senjata Rusia
Senin, 23 Agustus 2021 - 20:58 WIB
MOSKOW - Seorang pria asal Ukraina tertangkap basah saat mencoba mencuri rahasia senjata Rusia . Menurut Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB), pria itu ditangkap di kota Tula.
FSB mengatakan, pria itu tertangkap basah mencoba mencuri rahasia tentang industri senjata kecil Rusia di Tula, sebuah kota yang menjadi tuan rumah sebuah pabrik senjata.
Dalam sebuah pernyataan, FSB mengatakan kasus kriminal mata-mata telah dibuka atas nama pria tersebut. FSB juga mengatakan bahwa pria, yang tidak disebutkan namanya itu bekerja untuk dinas intelijen Ukraina.
Badan itu menuturkan, pria itu didugamencoba merekrut pekerja di pabrik senjata Tula sebagai informan. Pabrik, yang terletak sekitar 170 km selatan Moskow, memproduksi peluru kendali serta senapan otomatis dan penembak jitu canggih untuk penggunaan militer.
“Pria itu berusaha mendapatkan rahasia negara mengenai jenis senjata terbaru dan dokumen teknis rahasia terkait serta senjata yang sedang dikembangkan,” kata FSB, seperti dilansir Reuters pada Senin (23/8/2021).
Pihak Ukraina, baik dari Kementerian Luar Negeri ataupun dari dinas intelijen mereka, belum memberikan pernyataan mengenai hal ini.
FSB mengatakan, pria itu tertangkap basah mencoba mencuri rahasia tentang industri senjata kecil Rusia di Tula, sebuah kota yang menjadi tuan rumah sebuah pabrik senjata.
Dalam sebuah pernyataan, FSB mengatakan kasus kriminal mata-mata telah dibuka atas nama pria tersebut. FSB juga mengatakan bahwa pria, yang tidak disebutkan namanya itu bekerja untuk dinas intelijen Ukraina.
Badan itu menuturkan, pria itu didugamencoba merekrut pekerja di pabrik senjata Tula sebagai informan. Pabrik, yang terletak sekitar 170 km selatan Moskow, memproduksi peluru kendali serta senapan otomatis dan penembak jitu canggih untuk penggunaan militer.
“Pria itu berusaha mendapatkan rahasia negara mengenai jenis senjata terbaru dan dokumen teknis rahasia terkait serta senjata yang sedang dikembangkan,” kata FSB, seperti dilansir Reuters pada Senin (23/8/2021).
Pihak Ukraina, baik dari Kementerian Luar Negeri ataupun dari dinas intelijen mereka, belum memberikan pernyataan mengenai hal ini.
(ian)
tulis komentar anda