Laporan PBB Soal Perubahan Iklim Nyalakan Kode Merah untuk Kemanusiaan

Selasa, 10 Agustus 2021 - 05:01 WIB
“Tetapi, seperti yang dijelaskan oleh laporan hari ini, tidak ada waktu untuk penundaan dan tidak ada ruang untuk alasan. Saya mengandalkan para pemimpin pemerintahan dan semua pemangku kepentingan untuk memastikan COP26 sukses," papar dia.

Penilaian yang jujur tentang masa depan planet kita telah disampaikan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB. IPCC terdiri atas sekelompok ilmuwan yang temuannya didukung berbagai pemerintah di dunia.

Laporan mereka adalah tinjauan besar pertama dari ilmu perubahan iklim sejak 2013. Rilisnya datang kurang dari tiga bulan sebelum konferensi tingkat tinggi (KTT) iklim utama di Glasgow yang dikenal sebagai COP26.

Dengan nada yang kuat dan percaya diri, dokumen IPCC mengatakan, "Tidak diragukan lagi bahwa pengaruh manusia telah menghangatkan atmosfer, lautan, dan daratan."

Menurut Prof Ed Hawkins dari University of Reading, Inggris, dan salah satu penulis laporan tersebut, para ilmuwan tidak bisa lebih jelas lagi mengenai hal ini.

"Ini adalah pernyataan fakta, kita tidak bisa lebih yakin. Itu tegas dan tak terbantahkan bahwa manusia sedang menghangatkan planet ini," ujar dia.

Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, menjelaskan, "Dengan menggunakan istilah olahraga, bisa dikatakan atmosfer telah terpapar doping, yang berarti kita telah mulai mengamati ekstrem lebih sering daripada sebelumnya."

Para penulis laporan mengatakan sejak 1970, suhu permukaan global telah meningkat lebih cepat daripada periode 50 tahun lainnya selama 2.000 tahun terakhir.

“Pemanasan ini sudah mempengaruhi banyak cuaca dan iklim ekstrem di setiap wilayah di seluruh dunia," papar laporan itu.

Entah itu gelombang panas seperti yang baru-baru ini dialami di Yunani dan Amerika Utara bagian barat, atau banjir seperti yang terjadi di Jerman dan China. "Atribusi mereka terhadap pengaruh manusia telah menguat selama dekade terakhir,” ungkap laporan itu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More