Ibu Kota Provinsi Kedua Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban dalam 24 Jam

Sabtu, 07 Agustus 2021 - 19:43 WIB
Wakil Gubernur Nimroz, Roh Gul Khairzad, mengatakan Zaranj telah jatuh “tanpa perlawanan.”

Unggahan media sosial menunjukkan Taliban disambut beberapa penduduk kota gurun, yang telah lama memiliki reputasi pelanggaran hukum.

Mereka menunjukkan Humvee militer yang direbut, mobil SUV mewah, dan truk pickup yang melaju kencang di jalan-jalan, mengibarkan bendera putih Taliban ketika penduduk setempat yang kebanyakan pemuda menyemangati Taliban.

“Salah satu hal pertama yang dilakukan pemberontak saat memasuki Zaranj adalah membuka gerbang penjara lokal,” ujar para pejabat, membebaskan tahanan Taliban bersama dengan para penjahat biasa.

Video di Twitter menunjukkan massa menjarah kantor-kantor pemerintah, mencuri meja, kursi kantor, lemari, dan televisi. Kebenaran video itu tidak dapat segera dikonfirmasi.

“Pasukan keamanan Afghanistan kehilangan moral mereka karena propaganda intens oleh Taliban,” ujar seorang pejabat senior dari kota itu, yang meminta tidak disebutkan namanya, kepada AFP.

"Bahkan sebelum serangan Taliban, sebagian besar pasukan keamanan meletakkan senjata mereka di tanah, melepas seragam mereka, dan meninggalkan unit mereka dan melarikan diri," papar dia.

Pemerintah belum memberikan komentar resmi tentang jatuhnya kedua kota tersebut.

Dikuasainya Sheberghan terjadi sehari setelah kepala departemen informasi media pemerintah Afghanistan ditembak mati di Kabul dalam serangan yang diklaim Taliban.

Setelah upaya pembunuhan yang gagal terhadap menteri pertahanan Afghanistan pada Selasa, Taliban memperingatkan mereka sekarang menargetkan para pejabat senior pemerintah sebagai pembalasan atas peningkatan serangan udara.

Taliban sudah menguasai sebagian besar pedesaan dan sekarang menantang pasukan pemerintah di ibu kota provinsi lainnya termasuk Herat, dekat perbatasan barat dengan Iran, dan Lashkar Gah serta Kandahar di selatan.

Dari Kunduz, aktivis Rasikh Maroof mengatakan kepada AFP melalui telepon bahwa pertempuran berkecamuk semalam di pinggiran beberapa bagian kota, dengan Taliban tampaknya tidak dapat memperoleh terobosan yang signifikan.

“Pasukan pemerintah bertahan dengan serius," ujar dia, menggunakan serangan udara untuk melawan tembakan mortir dan senjata berat Taliban.

Terlepas dari situasi yang memburuk, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada Jumat bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden masih percaya menarik pasukan AS keluar dari Afghanistan setelah 20 tahun perang adalah hal yang benar.

Washington dan Inggris pada Sabtu kembali mendesak warga negaranya untuk meninggalkan Afghanistan sesegera mungkin.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More