Presiden Baru Iran Bersumpah Bakal Cabut Sanksi 'Tirani' AS
Selasa, 03 Agustus 2021 - 22:44 WIB
TEHERAN - Presiden baru Iran , Ebrahim Raisi , menggunakan pidato pelantikannya untuk bersumpah akan bekerja guna mencabut sanksi "tirani" yang dikenakan pada Teheran oleh Amerika Serikat (AS). Ia juga berjanji untuk meningkatkan standar hidup bagi warga Iran.
Raisi mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu bahwa misi kepresidenannya akan mengurangi sanksi AS terhadap Iran.
"Kami akan berusaha untuk mencabut sanksi tirani yang dijatuhkan oleh Amerika," ujarnya seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (3/8/2021).
Pemimpin baru Iran itu juga berjanji untuk meningkatkan standar hidup, yang telah menerima pukulan dari sanksi bertahun-tahun, menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan mengikat standar hidup bangsa dengan kehendak orang asing.
Presiden ultrakonservatif itu mendapat dukungan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Raisi akan dilantik sebagai presiden di depan parlemen pada Kamis mendatang. Negosiasi kesepakatan nuklir dengan AS yang melihat lebih sedikit sanksi terhadap Iran akan menjadi salah satu tantangan utamanya.
Teheran dan Washington telah mengadakan pembicaraan tidak langsung sejak April untuk memulihkan pakta nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama, yang sebelumnya dicabut oleh presiden AS Donald Trump secara sepihak pada 2018.
Raisi juga mulai menjabat di tengah ketegangan dengan AS dan Inggris, karena kedua negara menuduh Teheran berada di balik serangan terhadap sebuah kapal tanker Israel di lepas pantai Oman pekan lalu.
Mantan kepala kehakiman itu mendapat kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi, seperti Amnesty International, atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan tindakan keras terhadap pembangkang Iran dan pemrotes di negara itu, sejak tahun 1980-an.
Raisi memenangkan pemilihan presiden Iran pada bulan Juni setelah memperoleh hampir 18 juta suara, sekitar 62% suara. Namun, Iran mencatat jumlah pemilih terendah, dengan di bawah setengah dari suara pemilih.
Raisi mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu bahwa misi kepresidenannya akan mengurangi sanksi AS terhadap Iran.
"Kami akan berusaha untuk mencabut sanksi tirani yang dijatuhkan oleh Amerika," ujarnya seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (3/8/2021).
Pemimpin baru Iran itu juga berjanji untuk meningkatkan standar hidup, yang telah menerima pukulan dari sanksi bertahun-tahun, menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan mengikat standar hidup bangsa dengan kehendak orang asing.
Presiden ultrakonservatif itu mendapat dukungan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Raisi akan dilantik sebagai presiden di depan parlemen pada Kamis mendatang. Negosiasi kesepakatan nuklir dengan AS yang melihat lebih sedikit sanksi terhadap Iran akan menjadi salah satu tantangan utamanya.
Teheran dan Washington telah mengadakan pembicaraan tidak langsung sejak April untuk memulihkan pakta nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama, yang sebelumnya dicabut oleh presiden AS Donald Trump secara sepihak pada 2018.
Raisi juga mulai menjabat di tengah ketegangan dengan AS dan Inggris, karena kedua negara menuduh Teheran berada di balik serangan terhadap sebuah kapal tanker Israel di lepas pantai Oman pekan lalu.
Mantan kepala kehakiman itu mendapat kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi, seperti Amnesty International, atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan tindakan keras terhadap pembangkang Iran dan pemrotes di negara itu, sejak tahun 1980-an.
Raisi memenangkan pemilihan presiden Iran pada bulan Juni setelah memperoleh hampir 18 juta suara, sekitar 62% suara. Namun, Iran mencatat jumlah pemilih terendah, dengan di bawah setengah dari suara pemilih.
(ian)
tulis komentar anda