PBB: Kelaparan Diperkirakan Meningkat di 23 Hotspot Global
Minggu, 01 Agustus 2021 - 00:01 WIB
Enam negara telah ditambahkan ke daftar hotspot sejak laporan badan tersebut pada Maret yakni Chad, Kolombia, Korea Utara, Myanmar, Kenya dan Nikaragua.
“Tiga negara lain yang juga menghadapi kerawanan pangan akut adalah Somalia, Guatemala dan Nigeria, sementara Venezuela tidak dimasukkan karena kurangnya data terbaru,” ungkap laporan itu.
Di Afghanistan, FAO dan WFP mengatakan 3,5 juta orang diperkirakan menghadapi tingkat kerawanan pangan tertinggi kedua, yang ditandai dengan kekurangan gizi akut dan kematian, dari Juni hingga November.
Mereka mengatakan penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO pada awal Agustus dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan, tambahan orang terlantar dan kesulitan dalam mendistribusikan bantuan kemanusiaan.
Di Korea Utara yang tertutup dan berada di bawah sanksi keras PBB, badan-badan tersebut mengatakan, “Kekhawatiran meningkat atas situasi keamanan pangan karena akses yang tegang dan dampak potensial dari pembatasan perdagangan, yang dapat menyebabkan kesenjangan pangan.”
Sementara data "sangat terbatas", mereka mengatakan angka terbaru dari Biro Pusat Negara dan analisis FAO "menyoroti defisit bahan pangan yang mengkhawatirkan."
“Tiga negara lain yang juga menghadapi kerawanan pangan akut adalah Somalia, Guatemala dan Nigeria, sementara Venezuela tidak dimasukkan karena kurangnya data terbaru,” ungkap laporan itu.
Di Afghanistan, FAO dan WFP mengatakan 3,5 juta orang diperkirakan menghadapi tingkat kerawanan pangan tertinggi kedua, yang ditandai dengan kekurangan gizi akut dan kematian, dari Juni hingga November.
Mereka mengatakan penarikan pasukan Amerika Serikat dan NATO pada awal Agustus dapat menyebabkan meningkatnya kekerasan, tambahan orang terlantar dan kesulitan dalam mendistribusikan bantuan kemanusiaan.
Di Korea Utara yang tertutup dan berada di bawah sanksi keras PBB, badan-badan tersebut mengatakan, “Kekhawatiran meningkat atas situasi keamanan pangan karena akses yang tegang dan dampak potensial dari pembatasan perdagangan, yang dapat menyebabkan kesenjangan pangan.”
Sementara data "sangat terbatas", mereka mengatakan angka terbaru dari Biro Pusat Negara dan analisis FAO "menyoroti defisit bahan pangan yang mengkhawatirkan."
(sya)
tulis komentar anda