Kedutaan Afghanistan Rilis Video Warga Sipil Dipenggal Taliban

Sabtu, 17 Juli 2021 - 06:52 WIB
"Video-video ini menunjukkan kekerasan ekstrem, kekejaman yang memilukan, dan kejahatan perang mengerikan yang dilakukan oleh Taliban di daerah-daerah yang baru saja mereka masuki," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ABC.net.au, Sabtu (17/7/2021).



Kedutaan mengatakan serangkaian video dan foto tersebut membuktikan bahwa Taliban tetap terikat pada "interpretasi menyimpang dari Syariah Islam".

"Perilaku Taliban dengan jelas menunjukkan visi dan ambisi mereka untuk kembalinya Emirat tanpa perbedaan apa pun dari tahun 90-an. Hak asasi manusia tidak menjadi masalah bagi mereka," katanya.

Rodger Shanahan, pakar dari Lowy Institute, mengatakan bahwa Kedutaan Besar Afghanistan di Canberra bermaksud merusak upaya Taliban untuk menampilkan dirinya sebagai entitas politik yang lebih modern dan bertanggung jawab.

"Pemerintah Afghanistan mencoba untuk menegaskan bahwa Taliban 2.0 sama dengan Taliban 1.0," katanya.

“Mereka ingin melawan pesan Taliban. Salah satu hal yang diinginkan Taliban adalah legitimasi, dan Taliban mengedepankan garis bahwa mereka tidak sama seperti sebelumnya, bahwa mereka telah berubah. Pemerintah Afghanistan sedang mencoba untuk mendapatkan dukungan diplomatik, dan memastikan bahwa pemerintah daerah yang merasa nyaman dengan Taliban yang mengambil alih kekuasaan, atau yang secara longgar mengikatkan diri dengan Taliban, juga terikat dengan kekejaman ini," imbuh dia.

Shanahan mengatakan bahwa belum jelas apakah misi diplomatik Afghanistan di negara lain mengambil langkah serupa.

"Apa yang menarik untuk dilihat adalah apakah ini adalah bagian dari kampanye yang lebih luas oleh pemerintah Afghanistan—apakah upaya ini telah diarahkan dari Kabul untuk mencoba dan memulai kampanye informasi bersama di seluruh dunia," katanya.
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More