Biden: Tidak Ada Agenda Mengirim Pasukan AS ke Haiti
Jum'at, 16 Juli 2021 - 21:15 WIB
WASHINGTON - Presiden Joe Biden akan mengirim Marinir untuk menjaga Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Haiti . Namun ia menegaskan bahwa pengerahan pasukan yang lebih besar untuk menstabilkan negara itu setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise tidak ada dalam agenda.
“Kami hanya mengirim Marinir Amerika ke kedutaan kami untuk memastikan “tidak ada yang rusak,” kata Biden dalam konferensi pers.
“Tetapi gagasan mengirim pasukan Amerika ke Haiti tidak ada dalam agenda saat ini,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (16/7/2021).
Pengumuman itu muncul setelah Gedung Putih sebelumnya tampaknya mengesampingkan pengiriman pasukan, yang telah diminta oleh pemerintah sementara Haiti pada hari-hari setelah pembunuhan Moise oleh orang-orang bersenjata pekan lalu.
Menteri Pemilihan Haiti Mathias Pierre menanggapi komentar presiden AS, mengatakan kepada Associated Press bahwa negara itu dalam keadaan "rapuh" dan bahwa tentara dapat digunakan untuk keamanan menjelang pemilihan yang ditetapkan pada bulan September.
Dia juga menyarankan agar Biden masih bisa memilih misi AS yang lebih besar selain menjaga kedutaan di Port-au-Prince.
“Ini bukan pintu tertutup. Evolusi situasi akan menentukan hasilnya,” kata Pierre.
“Sementara itu, pemerintah melakukan segala yang kami bisa untuk menstabilkan negara, kembali ke lingkungan normal dan menyelenggarakan pemilihan sambil mencoba mencapai kesepakatan politik dengan sebagian besar partai politik,” imbuhnya.
Sebelumnya pada hari Kamis, Pentagon mengakui bahwa "sejumlah kecil" pelaku pembunuh Moise telah menerima pelatihan AS di masa lalu. Pada saat itu, semuanya adalah tentara di angkatan bersenjata Kolombia, yang telah lama menjalin hubungan militer yang erat dengan Washington.
“Kami hanya mengirim Marinir Amerika ke kedutaan kami untuk memastikan “tidak ada yang rusak,” kata Biden dalam konferensi pers.
“Tetapi gagasan mengirim pasukan Amerika ke Haiti tidak ada dalam agenda saat ini,” imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (16/7/2021).
Pengumuman itu muncul setelah Gedung Putih sebelumnya tampaknya mengesampingkan pengiriman pasukan, yang telah diminta oleh pemerintah sementara Haiti pada hari-hari setelah pembunuhan Moise oleh orang-orang bersenjata pekan lalu.
Menteri Pemilihan Haiti Mathias Pierre menanggapi komentar presiden AS, mengatakan kepada Associated Press bahwa negara itu dalam keadaan "rapuh" dan bahwa tentara dapat digunakan untuk keamanan menjelang pemilihan yang ditetapkan pada bulan September.
Dia juga menyarankan agar Biden masih bisa memilih misi AS yang lebih besar selain menjaga kedutaan di Port-au-Prince.
“Ini bukan pintu tertutup. Evolusi situasi akan menentukan hasilnya,” kata Pierre.
“Sementara itu, pemerintah melakukan segala yang kami bisa untuk menstabilkan negara, kembali ke lingkungan normal dan menyelenggarakan pemilihan sambil mencoba mencapai kesepakatan politik dengan sebagian besar partai politik,” imbuhnya.
Sebelumnya pada hari Kamis, Pentagon mengakui bahwa "sejumlah kecil" pelaku pembunuh Moise telah menerima pelatihan AS di masa lalu. Pada saat itu, semuanya adalah tentara di angkatan bersenjata Kolombia, yang telah lama menjalin hubungan militer yang erat dengan Washington.
tulis komentar anda