Berebut Superpower Sains
Jum'at, 02 Juli 2021 - 05:49 WIB
Dia juga akan memimpin Dewan Teknologi dan Sains Naisonal untuk menentukan strategi dan bagaimana penelitian bisa bermanfaat untuk kepentingan publik. Inggris pun meningkatkan anggaran dar 16 miliar poundsterling menjadi 22 miliar poundsterling (Rp440 triliun) per tahunnya pada 2025.
Apa hal yang melatari keinginan Inggris kembali menguasai sains? Pandemi virus korona (Covid-19) menggugah semua pihak tentang arti penting sains. Hal itu berkaitan dengan pengembangan vaksin virus korona.
Sains juga terbukti mampu menjadi terobosan untuk mentransfor kehidupan masyarakat. Selain itu, Inggris lebih fokus pengembangan dan penelitian pada sektor yang menguntungkan ekonomi menuju teknologi yang lebih ramah.
Hal itu sangat disadari meskipun kompetisi untuk mengejar hal sangat entar antar negara. Selain itu, Inggris juga sudah terbebas dari belenggu Uni Eropa (UE) sehingga bisa menentukan arah sains kedepannya tanpa mengekor kepada Jerman dan Prancis.
"Saya menciptakan visi Inggris 2030 di mana negara ini akan menjadi sumber kekuatan besar baik di dalam negeri dan luar negeri. Itu karena Inggris memiliki sains dan seni yang menjadi soft power unik yang mengglobal," kata Johnson.
Sains akan menjadikan suatu negara terus berinovasi sehingga memperkuat tatanan masyarakat demokrasi dan perkembangan ekonomi. Sains juga bisa memperkuat resiliensi suatu masyarakat untuk bisa melindungi diri dan memperkuat perdagangan dan investasi.
Inggris juga membuktikan diri dengan terlibat dalam Horizon Europe dengan dana USD106 miliar. "Inggris akan berpartisipasi dalam program penelitian terbesar dunia sebagai simbol harapan dan solidarita," kata Catherine Guinard, manajer advokasi dan kebijakan lembaga amal Wellcome Trust, dilansir Nature.
Horizon Europe merupakan koalisi penelitian untuk melaksanakan berbagai proyek secara bersama-sama. Fokus utama penelitian terkait nuklir, antariksa, dan uji klinik. Mereka juga akan bekerja sama dalam penelitian sistem perdagangan hingga imigrasi.
Tak kalah progresif, China juga berjuang keras untuk mewujudkan superpower di bidang sains. Bukan hanya mengirim armada ke Bulan dan Mars, China juga berusaha menorehkan ambisi untuk menjadi juara dalam pengembangan kecerdasan buatan dan teknologi aplikasi lainnya.
Apa hal yang melatari keinginan Inggris kembali menguasai sains? Pandemi virus korona (Covid-19) menggugah semua pihak tentang arti penting sains. Hal itu berkaitan dengan pengembangan vaksin virus korona.
Sains juga terbukti mampu menjadi terobosan untuk mentransfor kehidupan masyarakat. Selain itu, Inggris lebih fokus pengembangan dan penelitian pada sektor yang menguntungkan ekonomi menuju teknologi yang lebih ramah.
Hal itu sangat disadari meskipun kompetisi untuk mengejar hal sangat entar antar negara. Selain itu, Inggris juga sudah terbebas dari belenggu Uni Eropa (UE) sehingga bisa menentukan arah sains kedepannya tanpa mengekor kepada Jerman dan Prancis.
"Saya menciptakan visi Inggris 2030 di mana negara ini akan menjadi sumber kekuatan besar baik di dalam negeri dan luar negeri. Itu karena Inggris memiliki sains dan seni yang menjadi soft power unik yang mengglobal," kata Johnson.
Sains akan menjadikan suatu negara terus berinovasi sehingga memperkuat tatanan masyarakat demokrasi dan perkembangan ekonomi. Sains juga bisa memperkuat resiliensi suatu masyarakat untuk bisa melindungi diri dan memperkuat perdagangan dan investasi.
Inggris juga membuktikan diri dengan terlibat dalam Horizon Europe dengan dana USD106 miliar. "Inggris akan berpartisipasi dalam program penelitian terbesar dunia sebagai simbol harapan dan solidarita," kata Catherine Guinard, manajer advokasi dan kebijakan lembaga amal Wellcome Trust, dilansir Nature.
Horizon Europe merupakan koalisi penelitian untuk melaksanakan berbagai proyek secara bersama-sama. Fokus utama penelitian terkait nuklir, antariksa, dan uji klinik. Mereka juga akan bekerja sama dalam penelitian sistem perdagangan hingga imigrasi.
Tak kalah progresif, China juga berjuang keras untuk mewujudkan superpower di bidang sains. Bukan hanya mengirim armada ke Bulan dan Mars, China juga berusaha menorehkan ambisi untuk menjadi juara dalam pengembangan kecerdasan buatan dan teknologi aplikasi lainnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda