Hubungan dengan Rusia Memburuk, UE Desak Anggotanya Tetap Bersatu
Kamis, 17 Juni 2021 - 00:32 WIB
BRUSSELS - Ketegangan hubungan antara Uni Eropa (UE) dengan Rusia kemungkinan akan memburuk dan 27 negara anggota blok itu harus memastikan Moskow tidak memecah belah mereka. Demikian peringatan yang dikeluarkan seorang diplomat top UE.
Mengungkap sebuah laporan tentang cara-cara untuk menghadapi apa yang orang Eropa yakini bahwa Rusia yang semakin otoriter memusuhi Barat, kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan kemungkinan bahwa hubungan akan membaik dalam waktu dekat adalah “prospek yang jauh.”
"UE perlu realistis dan bersiap untuk penurunan lebih lanjut dari hubungan kami dengan Rusia, yang saat ini berada di level terendah,” ucap Borrell kepada wartawan di Brussels seperti dilansir dari AP, Kamis (16/6/2021).
Strategi barunya akan diperdebatkan oleh para pemimpin UE pada pertemuan puncak 24-25 Juni mendatang. Pertemuan ini berfokus pada mendorong kembali ketika Rusia melanggar hukum internasional atau hak asasi manusia, menahan Moskow ketika menekan UE dan terlibat dalam isu-isu yang menjadi kepentingan Eropa.
Tetapi negara-negara anggota blok itu sendiri terpecah atas pendekatan terbaik yang harus diambil terhadap Moskow. Rusia adalah pemasok gas alam terbesar UE. Rusia juga memainkan peran kunci dalam serangkaian konflik dan masalah internasional, termasuk kesepakatan nuklir Iran dan konflik di Suriah serta Libya.
Kekuatan kelas berat Eropa Jerman memiliki kepentingan ekonomi yang kuat dengan Rusia, terutama proyek pipa bawah laut NordStream 2, dan sejumlah negara, termasuk anggota UE kelas berat lainnya, Prancis, enggan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Borrell, yang dipermalukan di depan umum oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov selama perjalanan ke Moskow pada Februari lalu, mengatakan satu-satunya cara untuk memaksa Rusia mendengarkan UE adalah agar negara-negara anggotanya menolak untuk dibagi atau melakukan kesepakatan bilateral dengan pemerintah Presiden Vladimir Putin.
Mengungkap sebuah laporan tentang cara-cara untuk menghadapi apa yang orang Eropa yakini bahwa Rusia yang semakin otoriter memusuhi Barat, kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan kemungkinan bahwa hubungan akan membaik dalam waktu dekat adalah “prospek yang jauh.”
"UE perlu realistis dan bersiap untuk penurunan lebih lanjut dari hubungan kami dengan Rusia, yang saat ini berada di level terendah,” ucap Borrell kepada wartawan di Brussels seperti dilansir dari AP, Kamis (16/6/2021).
Baca Juga
Strategi barunya akan diperdebatkan oleh para pemimpin UE pada pertemuan puncak 24-25 Juni mendatang. Pertemuan ini berfokus pada mendorong kembali ketika Rusia melanggar hukum internasional atau hak asasi manusia, menahan Moskow ketika menekan UE dan terlibat dalam isu-isu yang menjadi kepentingan Eropa.
Tetapi negara-negara anggota blok itu sendiri terpecah atas pendekatan terbaik yang harus diambil terhadap Moskow. Rusia adalah pemasok gas alam terbesar UE. Rusia juga memainkan peran kunci dalam serangkaian konflik dan masalah internasional, termasuk kesepakatan nuklir Iran dan konflik di Suriah serta Libya.
Kekuatan kelas berat Eropa Jerman memiliki kepentingan ekonomi yang kuat dengan Rusia, terutama proyek pipa bawah laut NordStream 2, dan sejumlah negara, termasuk anggota UE kelas berat lainnya, Prancis, enggan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Borrell, yang dipermalukan di depan umum oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov selama perjalanan ke Moskow pada Februari lalu, mengatakan satu-satunya cara untuk memaksa Rusia mendengarkan UE adalah agar negara-negara anggotanya menolak untuk dibagi atau melakukan kesepakatan bilateral dengan pemerintah Presiden Vladimir Putin.
tulis komentar anda