Ahmadinejad: Arab Saudi dan Iran Saudara, Harus Bekerja Sama
Selasa, 15 Juni 2021 - 11:31 WIB
RIYADH - Mantan presiden Iran , Mahmoud Ahmadinejad, menggambarkan negaranya dan Arab Saudi sebagai saudara dan tetangga. Dia mengatakan kedua negara memiliki lebih banyak kesamaan untuk bersatu damn bekerja sama.
“Saya menganggap persaingan antara Arab Saudi dan Iran berbahaya bagi kepentingan kedua belah pihak. Kami adalah saudara dan tetangga, dan kesamaan di antara kami puluhan kali lebih besar daripada perbedaan kami," kata Ahmadinejad dalam wawancaranya dengan Al Arabiya yang dilansir Selasa (15/6/2021).
"Teheran dan Riyadh harus bekerja sama bersama untuk mengelola kawasan ini," ujarnya.
Selama wawancaranya dengan presenter Al Arabiya Taher Barake, mantan presiden Iran ini juga menyerukan pembentukan serikat regional yang mirip dengan Uni Eropa.
"Eropa berjuang untuk waktu yang lama sebelum akhirnya mencapai pengalaman serikat untuk kepentingan rakyatnya.”
“Pasukan internasional berusaha menguasai kawasan yang kaya akan energi dan budaya. Kekuatan-kekuatan ini menciptakan masalah di kawasan dengan tujuan untuk mengendalikannya,” imbuh dia.
Mantan presiden garis keras Iran ini telah mendaftar untuk mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden pada bulan ini, tetapi didiskualifikasi oleh Dewan Wali negara itu.
Ahmadinejad mengatakan bahwa tidak ada ruang bagi satu kekuatan untuk mendominasi kemampuan kawasan, dengan mengatakan: "Almarhum Presiden Irak Saddam Hussein ingin menjadi yang paling penting di kawasan itu...tetapi dia menghadapi banyak masalah."
Mengenai contoh kerjasama yang ingin dia lakukan antara negara-negara di kawasan, mantan presiden Iran ini mengatakan bahwa selama masa jabatannya dia bekerja sama dengan Arab Saudi lebih dari sekali untuk menaikkan harga minyak pada tahun 2012.
Dia menambahkan bahwa selama masa jabatannya, tidak ada ancaman timbal balik antara Riyadh dan Teheran.
“Cakupan kerjasama antara Iran dan Arab Saudi selalu dapat diperluas untuk mengontrol keamanan di perairan Teluk, dan untuk memecahkan masalah yang luar biasa di Yaman, Afghanistan, dan Suriah. Semua masalah ini dapat diselesaikan melalui pemahaman dan kerjasama,” kata Ahmadinejad.
Musim panas lalu, Ahmadinejad dilaporkan menghubungi Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman dengan surat penawaran untuk bekerja sama di Yaman, meskipun ada sejarah ketegangan antara kedua negara.
Menurut laporan New York Times, Ahmadinejad menawarkan untuk mengoordinasikan gencatan senjata di Yaman, yang mengatakan pihaknya menerima salinan surat dari kantor Ahmadinejad.
Mantan presiden itu mengonfirmasi bahwa dia mengirim surat itu kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman selama wawancaranya dengan Al Arabiya.
“Saya tahu bahwa Yang Mulia [Mohammad bin Salman] tidak senang dengan situasi saat ini dari orang-orang tak berdosa yang sekarat dan terluka setiap hari dan infrastruktur yang rusak,” tulis Ahmadinejad secara pribadi dalam surat yang ditandatangani dengan tulisan berbunyi “saudara Anda Mahmoud Ahmadinejad.”
“Saya menganggap persaingan antara Arab Saudi dan Iran berbahaya bagi kepentingan kedua belah pihak. Kami adalah saudara dan tetangga, dan kesamaan di antara kami puluhan kali lebih besar daripada perbedaan kami," kata Ahmadinejad dalam wawancaranya dengan Al Arabiya yang dilansir Selasa (15/6/2021).
"Teheran dan Riyadh harus bekerja sama bersama untuk mengelola kawasan ini," ujarnya.
Selama wawancaranya dengan presenter Al Arabiya Taher Barake, mantan presiden Iran ini juga menyerukan pembentukan serikat regional yang mirip dengan Uni Eropa.
"Eropa berjuang untuk waktu yang lama sebelum akhirnya mencapai pengalaman serikat untuk kepentingan rakyatnya.”
“Pasukan internasional berusaha menguasai kawasan yang kaya akan energi dan budaya. Kekuatan-kekuatan ini menciptakan masalah di kawasan dengan tujuan untuk mengendalikannya,” imbuh dia.
Mantan presiden garis keras Iran ini telah mendaftar untuk mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden pada bulan ini, tetapi didiskualifikasi oleh Dewan Wali negara itu.
Ahmadinejad mengatakan bahwa tidak ada ruang bagi satu kekuatan untuk mendominasi kemampuan kawasan, dengan mengatakan: "Almarhum Presiden Irak Saddam Hussein ingin menjadi yang paling penting di kawasan itu...tetapi dia menghadapi banyak masalah."
Mengenai contoh kerjasama yang ingin dia lakukan antara negara-negara di kawasan, mantan presiden Iran ini mengatakan bahwa selama masa jabatannya dia bekerja sama dengan Arab Saudi lebih dari sekali untuk menaikkan harga minyak pada tahun 2012.
Dia menambahkan bahwa selama masa jabatannya, tidak ada ancaman timbal balik antara Riyadh dan Teheran.
“Cakupan kerjasama antara Iran dan Arab Saudi selalu dapat diperluas untuk mengontrol keamanan di perairan Teluk, dan untuk memecahkan masalah yang luar biasa di Yaman, Afghanistan, dan Suriah. Semua masalah ini dapat diselesaikan melalui pemahaman dan kerjasama,” kata Ahmadinejad.
Musim panas lalu, Ahmadinejad dilaporkan menghubungi Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman dengan surat penawaran untuk bekerja sama di Yaman, meskipun ada sejarah ketegangan antara kedua negara.
Menurut laporan New York Times, Ahmadinejad menawarkan untuk mengoordinasikan gencatan senjata di Yaman, yang mengatakan pihaknya menerima salinan surat dari kantor Ahmadinejad.
Mantan presiden itu mengonfirmasi bahwa dia mengirim surat itu kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman selama wawancaranya dengan Al Arabiya.
“Saya tahu bahwa Yang Mulia [Mohammad bin Salman] tidak senang dengan situasi saat ini dari orang-orang tak berdosa yang sekarat dan terluka setiap hari dan infrastruktur yang rusak,” tulis Ahmadinejad secara pribadi dalam surat yang ditandatangani dengan tulisan berbunyi “saudara Anda Mahmoud Ahmadinejad.”
(min)
tulis komentar anda