Reaktor Nuklir China Bocor dan Mengeluarkan Gas, Picu Kekhawatiran
Selasa, 15 Juni 2021 - 07:37 WIB
CNN, pada hari Senin, mengutip pejabat Amerika Serikat (AS) dan dokumen yang telah ditinjau, melaporkan bahwa pemerintah AS telah menghabiskan seminggu terakhir menilai laporan kebocoran di pembangkit listrik tenaga nuklir Taishan setelah anak perusahaan EDF Framatome memperingatkan ancaman radiologi yang akan segera terjadi.
Para pejabat AS, lanjut laporan CNN, saat ini tidak percaya situasi itu menimbulkan ancaman keamanan yang parah.
China General Nuclear Power Corp mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa data menunjukkan stasiun Taishan dan lingkungan sekitarnya memenuhi parameter normal.
Tetapi CNN melaporkan bahwa sebuah surat yang telah dilihatnya kepada Departemen Energi AS dari Framatome—yang merancang reaktor di Taishan dan terus membantu mengoperasikannya—termasuk tuduhan bahwa China menaikkan batas yang dapat diterima untuk deteksi radiasi di luar fasilitas nuklir untuk menghindari mematikannya.
Framatome mengatakan dalam sebuah pernyataan publik di situsnya pada hari Senin: “Menurut data yang tersedia, pabrik beroperasi dalam parameter keselamatan. Tim kami bekerja dengan para ahli yang relevan untuk menilai situasi dan mengusulkan solusi untuk mengatasi masalah potensial apa pun.”
Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas atom PBB, mengatakan telah melakukan kontak dengan pejabat di China tentang masalah ini.
"Pada tahap ini, IAEA tidak memiliki indikasi bahwa insiden radiologis terjadi," kata badan tersebut dalam pernyataan yang dikutip Reuters.
Para pejabat AS, lanjut laporan CNN, saat ini tidak percaya situasi itu menimbulkan ancaman keamanan yang parah.
China General Nuclear Power Corp mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa data menunjukkan stasiun Taishan dan lingkungan sekitarnya memenuhi parameter normal.
Tetapi CNN melaporkan bahwa sebuah surat yang telah dilihatnya kepada Departemen Energi AS dari Framatome—yang merancang reaktor di Taishan dan terus membantu mengoperasikannya—termasuk tuduhan bahwa China menaikkan batas yang dapat diterima untuk deteksi radiasi di luar fasilitas nuklir untuk menghindari mematikannya.
Framatome mengatakan dalam sebuah pernyataan publik di situsnya pada hari Senin: “Menurut data yang tersedia, pabrik beroperasi dalam parameter keselamatan. Tim kami bekerja dengan para ahli yang relevan untuk menilai situasi dan mengusulkan solusi untuk mengatasi masalah potensial apa pun.”
Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas atom PBB, mengatakan telah melakukan kontak dengan pejabat di China tentang masalah ini.
"Pada tahap ini, IAEA tidak memiliki indikasi bahwa insiden radiologis terjadi," kata badan tersebut dalam pernyataan yang dikutip Reuters.
(min)
tulis komentar anda