Gara-gara Covid-19, Wali Kota New York Marahi Presiden Trump
Senin, 20 April 2020 - 09:24 WIB
NEW YORK CITY - Wali Kota New York Bill de Blasio meluapkan kemarahan yang ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump terkait wabah Covid-19 yang menyengsarakan kota itu. Serangan secara pribadi ini dipicu sikap sang presiden yang dianggap gagal menyelamatkan kota asalnya sendiri.
Wali Kota de Blasio mengatakan Trump membiarkan New York City "mati" tanpa dana federal.
"Saya membutuhkan mantan warga New York untuk maju—Presiden Donald Trump," kata de Blasio pada jumpa pers hari Minggu waktu New York City.
Wali kota mengatakan Trump berutang kesuksesannya pada kota yang telah memberinya banyak peluang.
"(Anda) sebenarnya bisa membantu menyelamatkan kota asal Anda, atau Anda bisa berpaling dan gagal melindungi warga New York," ujarnya.
“Dan saat ini, Anda gagal melindungi orang-orang yang Anda besarkan," kesal sang wali kota. "Ketika New York City membutuhkan, di mana Anda?," lanjut dia, seperti dikutip news.com.au, Senin (20/4/2020).
AS saat ini menjadi negara terparah di dunia yang dilanda pandemi Covid-19. Jumlah kasus atau orang yang terinfeksi Covid-19 di Amerika mencapai 763.579 orang dengan 40.524 di antaranya telah meninggal dan 70.938 pasien sembuh.
Negara terparah kedua adalah Spanyol dengan 198.674 kasus, 20.453 kematian dan 77.357 pasien disembuhkan. Italia menjadi negara terparah ketiga dengan memiliki 178.972 kasus, 23.660 kematian dan 47.055 pasien disembuhkan.
Negara Bagian New York menjadi episentrum atau pusat dari wabah Covid-19. Di wilayah ini terdapat 247.215 kasus positif Covid-19 dengan 18.298 kematian.
Selama briefing hari Minggu, de Blasio juga menuduh presiden gagal mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk menentang dorongan Kongres dari kubu Partai Demokrat untuk pendanaan kota dan negara bagian yang kekurangan uang dengan menyetujui kesepakatan stimulus.
"Secara harfiah dengan menjentikkan jari, Donald Trump dapat memperbaikinya," kata wali kota tersebut merujuk pada mudahnya Trump untuk membuat keputusan untuk menyelamatkan New York City.
"Jika dia hanya mengucapkan kata itu, Senat akan meloloskan," ujarnya. "Jadi, Presiden Trump, apa yang terjadi?."
"Tuan Trump, Tuan Presiden, Apakah Anda akan menyelamatkan New York City, atau Anda menyuruh New York City untuk mati? Anda harus bicara sekarang," kesal de Blasio.
Komentar de Blasio datang satu hari setelah Gubernur New York Andrew Cuomo juga membidik presiden atas penanganan pandemi coronavirus.
Ketegangan meningkat pada hari Sabtu ketika Trump mem-posting tweet yang memberi tahu gubernur untuk menghabiskan lebih banyak waktu kerja dan mengurangi waktu mengeluh sebagai tanggapan atas briefing Cuomo yang disiarkan televisi.
Cuomo membalas Presiden di briefing selanjutnya, dengan mengatakan dia harus "bangun dan pergi bekerja" daripada berada di rumah menonton televisi.
"Pertama-tama, jika dia duduk di rumah menonton televisi, mungkin dia bisa bangun dan pergi bekerja," kata Cuomo, menanggapi tweet Presiden.
"Dia ingin mengatakan, 'Saya sudah melakukan cukup banyak!' Tidak satu pun dari kita sudah cukup," paparnya.
Wali Kota de Blasio mengatakan Trump membiarkan New York City "mati" tanpa dana federal.
"Saya membutuhkan mantan warga New York untuk maju—Presiden Donald Trump," kata de Blasio pada jumpa pers hari Minggu waktu New York City.
Wali kota mengatakan Trump berutang kesuksesannya pada kota yang telah memberinya banyak peluang.
"(Anda) sebenarnya bisa membantu menyelamatkan kota asal Anda, atau Anda bisa berpaling dan gagal melindungi warga New York," ujarnya.
“Dan saat ini, Anda gagal melindungi orang-orang yang Anda besarkan," kesal sang wali kota. "Ketika New York City membutuhkan, di mana Anda?," lanjut dia, seperti dikutip news.com.au, Senin (20/4/2020).
AS saat ini menjadi negara terparah di dunia yang dilanda pandemi Covid-19. Jumlah kasus atau orang yang terinfeksi Covid-19 di Amerika mencapai 763.579 orang dengan 40.524 di antaranya telah meninggal dan 70.938 pasien sembuh.
Negara terparah kedua adalah Spanyol dengan 198.674 kasus, 20.453 kematian dan 77.357 pasien disembuhkan. Italia menjadi negara terparah ketiga dengan memiliki 178.972 kasus, 23.660 kematian dan 47.055 pasien disembuhkan.
Negara Bagian New York menjadi episentrum atau pusat dari wabah Covid-19. Di wilayah ini terdapat 247.215 kasus positif Covid-19 dengan 18.298 kematian.
Selama briefing hari Minggu, de Blasio juga menuduh presiden gagal mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk menentang dorongan Kongres dari kubu Partai Demokrat untuk pendanaan kota dan negara bagian yang kekurangan uang dengan menyetujui kesepakatan stimulus.
"Secara harfiah dengan menjentikkan jari, Donald Trump dapat memperbaikinya," kata wali kota tersebut merujuk pada mudahnya Trump untuk membuat keputusan untuk menyelamatkan New York City.
"Jika dia hanya mengucapkan kata itu, Senat akan meloloskan," ujarnya. "Jadi, Presiden Trump, apa yang terjadi?."
"Tuan Trump, Tuan Presiden, Apakah Anda akan menyelamatkan New York City, atau Anda menyuruh New York City untuk mati? Anda harus bicara sekarang," kesal de Blasio.
Komentar de Blasio datang satu hari setelah Gubernur New York Andrew Cuomo juga membidik presiden atas penanganan pandemi coronavirus.
Ketegangan meningkat pada hari Sabtu ketika Trump mem-posting tweet yang memberi tahu gubernur untuk menghabiskan lebih banyak waktu kerja dan mengurangi waktu mengeluh sebagai tanggapan atas briefing Cuomo yang disiarkan televisi.
Cuomo membalas Presiden di briefing selanjutnya, dengan mengatakan dia harus "bangun dan pergi bekerja" daripada berada di rumah menonton televisi.
"Pertama-tama, jika dia duduk di rumah menonton televisi, mungkin dia bisa bangun dan pergi bekerja," kata Cuomo, menanggapi tweet Presiden.
"Dia ingin mengatakan, 'Saya sudah melakukan cukup banyak!' Tidak satu pun dari kita sudah cukup," paparnya.
(min)
tulis komentar anda