Cara Kreatif Demonstran Chili Lanjutkan Aksi di Saat Pandemi
Senin, 20 April 2020 - 02:22 WIB
"Penerbitan di media sosial adalah cara lain untuk memprotes. Kita bahkan dapat menjangkau lebih banyak orang dengan cara ini daripada di luar ruang," ucapnya.
Para demonstran lainnya beralih ke cara protes yang lebih tradisional, termasuk "cacerolazo" atau protes panci dan wajan. Sementara suara panci dan wajan bergema di jalanan, kelompok-kelompok lain juga menemukan cara untuk berorganisasi.
Javiera Manzi, juru bicara Coordinadora 8M, sebuah kelompok advokasi feminis, mengatakan bahwa meski ada karantina, sekarang bukan waktunya untuk diam. Kelompok itu dalam aksinya menyerukan aborsi legal dan mengakhiri kekerasan dalam rumah tangga, serta sejumlah tuntutan lainnya.
"Kita perlu memikirkan ide yang berbeda, daripada turun ke jalan," ucap Manzi. Pada 29 Maret, Coordinadora 8M memproyeksikan gambar para pemrotes dan korban penindasan negara ke gedung-gedung di seluruh Santiago.
"Kami terus mengorganisir diri dalam minggu-minggu pandemi dan rasa sakit ini, tetapi dari rumah kami. Tanpa meninggalkan aksi protes, keinginan untuk menjalani hidup yang lain," kata Coordinadora 8M dalam sebuah pernyataan.
Dengan salah satu tingkat ketimpangan tertinggi di dunia, pengunjuk rasa Chili menuntut reformasi sosial. Banyak yang ingin mengubah langkah-langkah neoliberal ketat yang diterapkan selama 17 tahun kediktatoran Augusto Pinochet, yang berakhir pada 1990.
Pada bulan November, Pinera menyerah pada beberapa tuntutan pengunjuk rasa, dan memungkinkan referendum untuk mengubah konstitusi era Pinochet negara itu. Pemungutan suara yang banyak dinanti-nantikan ditetapkan untuk akhir April. Tetapi karena ada pandemi Covid-19, pemungutan suara diundur ke bulan Oktober.
Para demonstran lainnya beralih ke cara protes yang lebih tradisional, termasuk "cacerolazo" atau protes panci dan wajan. Sementara suara panci dan wajan bergema di jalanan, kelompok-kelompok lain juga menemukan cara untuk berorganisasi.
Javiera Manzi, juru bicara Coordinadora 8M, sebuah kelompok advokasi feminis, mengatakan bahwa meski ada karantina, sekarang bukan waktunya untuk diam. Kelompok itu dalam aksinya menyerukan aborsi legal dan mengakhiri kekerasan dalam rumah tangga, serta sejumlah tuntutan lainnya.
"Kita perlu memikirkan ide yang berbeda, daripada turun ke jalan," ucap Manzi. Pada 29 Maret, Coordinadora 8M memproyeksikan gambar para pemrotes dan korban penindasan negara ke gedung-gedung di seluruh Santiago.
"Kami terus mengorganisir diri dalam minggu-minggu pandemi dan rasa sakit ini, tetapi dari rumah kami. Tanpa meninggalkan aksi protes, keinginan untuk menjalani hidup yang lain," kata Coordinadora 8M dalam sebuah pernyataan.
Dengan salah satu tingkat ketimpangan tertinggi di dunia, pengunjuk rasa Chili menuntut reformasi sosial. Banyak yang ingin mengubah langkah-langkah neoliberal ketat yang diterapkan selama 17 tahun kediktatoran Augusto Pinochet, yang berakhir pada 1990.
Pada bulan November, Pinera menyerah pada beberapa tuntutan pengunjuk rasa, dan memungkinkan referendum untuk mengubah konstitusi era Pinochet negara itu. Pemungutan suara yang banyak dinanti-nantikan ditetapkan untuk akhir April. Tetapi karena ada pandemi Covid-19, pemungutan suara diundur ke bulan Oktober.
(esn)
tulis komentar anda