Vokal, Rusia Usir Sekretaris Pers Kedutaan Besar AS
Rabu, 12 Mei 2021 - 19:35 WIB
MOSKOW - Salah satu diplomat Amerika Serikat (AS) paling terkemuka di Rusia , juru bicara Kedutaan Rebecca Ross, telah diberitahu untuk bersiap kembali ke Washington. Langkah itu dilakukan di tengah gelombang pengusiran dari kedua sisi. Rebecca Ross telah mengkonfirmasi hal tersebut
Sumber Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Rabu (12/5/2021) pagi bahwa Ross, yang telah menjadi kritikus vokal kebijakan negara, termasuk di antara 10 pejabat AS yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai persona non grata. Diplomat itu sendiri kemudian mengungkapkan kepada kantor berita Rusia, TASS, bahwa dia telah menerima pemberitahuan yang mengonfirmasi keputusan tersebut.
Harian Moskow Kommersant sebelumnya telah melaporkan bahwa sekretaris pers berisiko diminta meninggalkan negara itu, dan sumber mengonfirmasi hal ini kepada Russia Today. Para utusan tersebut kabarnya diberi waktu satu bulan untuk mempersiapkan keberangkatan mereka.
“Ini adalah cermin tanggapan atas tindakan bermusuhan pihak Amerika terhadap sejumlah pegawai Kedutaan Besar Rusia di Washington dan Konsulat Jenderal Rusia di New York, yang secara tidak wajar dinyatakan sebagai persona non grata,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip dari Russia Today.
Pada bulan April, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa 10 diplomat Rusia akan diusir dari Washington. Moskow telah berupaya menyusun daftar namanya sendiri sebagai tanggapan.
Keputusan itu diajukan oleh Gedung Putih sebagai respons atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun 2020 dan mengklaim negara itu berada di balik kasus spionase siber SolarWinds yang kolosal. Kremlin membantah kedua tuduhan itu.
Sejumlah negara lain telah mengusir diplomat Rusia dan melihat perwakilan mereka sendiri disuruh meninggalkan Moskow dalam beberapa pekan terakhir. Republik Ceko, Bulgaria, dan negara-negara Baltik termasuk di antara negara yang telah memerintahkan kepulangan diplomatnya atas klaim Praha bahwa badan keamanan Rusia terlibat dalam ledakan depot amunisi tahun 2014 di negara tersebut.
Kedutaan Besar AS di Moskow telah mengatakan tingkat kepegawaiannya yang berkurang dan larangan mempekerjakan orang Rusia akan berdampak buruk pada fungsi intinya. Pada bulan April, mereka mengumumkan tidak akan lagi mengeluarkan visa non-imigran ke Rusia kecuali dalam "keadaan darurat hidup atau mati". Kementerian Luar Negeri Moskow pada saat itu mengatakan bahwa peringatan itu tampak seperti manifestasi dari archaisme dan inefisiensi layanan konsuler dan diplomatik Amerika.
Sumber Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Rabu (12/5/2021) pagi bahwa Ross, yang telah menjadi kritikus vokal kebijakan negara, termasuk di antara 10 pejabat AS yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai persona non grata. Diplomat itu sendiri kemudian mengungkapkan kepada kantor berita Rusia, TASS, bahwa dia telah menerima pemberitahuan yang mengonfirmasi keputusan tersebut.
Harian Moskow Kommersant sebelumnya telah melaporkan bahwa sekretaris pers berisiko diminta meninggalkan negara itu, dan sumber mengonfirmasi hal ini kepada Russia Today. Para utusan tersebut kabarnya diberi waktu satu bulan untuk mempersiapkan keberangkatan mereka.
“Ini adalah cermin tanggapan atas tindakan bermusuhan pihak Amerika terhadap sejumlah pegawai Kedutaan Besar Rusia di Washington dan Konsulat Jenderal Rusia di New York, yang secara tidak wajar dinyatakan sebagai persona non grata,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dikutip dari Russia Today.
Pada bulan April, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa 10 diplomat Rusia akan diusir dari Washington. Moskow telah berupaya menyusun daftar namanya sendiri sebagai tanggapan.
Keputusan itu diajukan oleh Gedung Putih sebagai respons atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun 2020 dan mengklaim negara itu berada di balik kasus spionase siber SolarWinds yang kolosal. Kremlin membantah kedua tuduhan itu.
Sejumlah negara lain telah mengusir diplomat Rusia dan melihat perwakilan mereka sendiri disuruh meninggalkan Moskow dalam beberapa pekan terakhir. Republik Ceko, Bulgaria, dan negara-negara Baltik termasuk di antara negara yang telah memerintahkan kepulangan diplomatnya atas klaim Praha bahwa badan keamanan Rusia terlibat dalam ledakan depot amunisi tahun 2014 di negara tersebut.
Kedutaan Besar AS di Moskow telah mengatakan tingkat kepegawaiannya yang berkurang dan larangan mempekerjakan orang Rusia akan berdampak buruk pada fungsi intinya. Pada bulan April, mereka mengumumkan tidak akan lagi mengeluarkan visa non-imigran ke Rusia kecuali dalam "keadaan darurat hidup atau mati". Kementerian Luar Negeri Moskow pada saat itu mengatakan bahwa peringatan itu tampak seperti manifestasi dari archaisme dan inefisiensi layanan konsuler dan diplomatik Amerika.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda