Takut Kotanya Jadi Target Bom, Warga Norwegia Protes Kehadiran Kapal Selam AS
Selasa, 11 Mei 2021 - 22:10 WIB
OSLO - Kehadiran kapal selam Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya di pelabuhan Tonsvik, Tromsi, Norwegia disambung aksi protes dari penduduk setempat.
Kapal selam sepanjang 115 meter, USS New Mexico, adalah kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia. Kapal ini berlabuh di Troms pada Senin siang, untuk mendapatkan persediaan makanan.
Kapal selam nuklir itu berlabuh di dermaga sipil tidak jauh dari pusat kota Tromso. Zona keamanan 500 meter diperkenalkan di sekitar pelabuhan Tonsvik, dan Angkatan Bersenjata mengatur keamanan yang ketat baik di darat, di laut, dan di udara. Selain itu, larangan penerbangan di daerah tersebut juga diberlakukan.
Massa yang membawa spanduk tampak memprotes rencana darurat yang sebelumnya diumumkan oleh pihak berwenang. Selain itu, kedatangan kapal bertenaga nuklir akan membuat Tromso, kota terbesar di Norwegia utara, menjadi sasaran bom, kata mereka.
"Saya khawatir Tromso akan menjadi target bom jika ada perang. Rencana kontinjensi tidak membahas apakah ada senjata nuklir di kapal," kata Ingrid Schanke, pemimpin organisasi Norwegia untuk Perdamaian, kepada stasiun televisi nasional NRK yang dinukil Sputnik, Selasa (11/5/2021).
Sebelumnya, terungkap bahwa pemerintah kota Tromso tidak memiliki keahlian atau peralatan untuk menangani kemungkinan kecelakaan yang melibatkan kebocoran radioaktif.
"Saya telah menunjukkan perlawanan terhadap apa yang terjadi di sini sekarang, karena jika kecelakaan terjadi, konsekuensinya belum diperhitungkan. Kami prihatin dengan mereka yang tinggal di dekatnya," kata pengunjuk rasa Brage Skrede Kyllo kepada NRK.
Seorang juru bicara markas operasional Angkatan Bersenjata Norwegia, Elisabeth Eikeland, mengatakan dia memahami bahwa beberapa pihak mungkin skeptis. Meski begitu, ia tetap menyuarakan keyakinannya bahwa operasi tersebut akan berjalan sesuai rencana.
Dia juga mereferensikan Doktrin Bratelli 1975 yang prasyaratnya adalah bahwa sekutu - termasuk AS, yang dia sebut "yang paling dekat" - tidak membawa senjata nuklir ke Norwegia.
Awal musim semi ini, analisis setebal 80 halaman oleh Angkatan Bersenjata Norwegia menilai kecelakaan nuklir sebagai skenario yang tidak mungkin. Namun, seandainya hal itu terjadi, akibatnya digambarkan sebagai kematian, kerusakan kesehatan seiring waktu, atau bahaya radioaktif terhadap alam dan lingkungan.
Menteri Pertahanan Norwegia, Frank Bakke-Jensen, menekankan bahwa pemerintah tidak akan pernah memilih pelabuhan di Tromso jika mereka memiliki keraguan sedikit pun tentang keamanan.
Bagaimanapun, pihak oposisi berpendapat bahwa ini tidak cukup dan semakin menyeret Norwegia, sekutu utama AS, ke dalam perebutan negara adidaya.
"Menteri pertahanan meremehkan dan mengabaikan konsekuensi dari kecelakaan yang melibatkan kapal selam nuklir ini. Hal ini meningkatkan risiko bahwa Tromso dapat menjadi sasaran militer dalam konflik antara Rusia dan Amerika Serikat," ujar pemimpin Reds Bjornar Moxnes berspekulasi.
Sebelumnya, peningkatan fasilitas pelabuhan di Tromso untuk menampung kapal-kapal bertenaga nuklir memicu sikap oposisi populer dan politik, serta kritik dari organisasi lingkungan, mulai dari akar rumput hingga Greenpeace.
Dengan 76.000 penduduk, Tromso adalah daerah perkotaan terbesar di Norwegia utara dan terbesar ketiga di utara Lingkaran Arktik, di belakang Murmansk dan Norilsk, keduanya di Rusia.
Kapal selam sepanjang 115 meter, USS New Mexico, adalah kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia. Kapal ini berlabuh di Troms pada Senin siang, untuk mendapatkan persediaan makanan.
Kapal selam nuklir itu berlabuh di dermaga sipil tidak jauh dari pusat kota Tromso. Zona keamanan 500 meter diperkenalkan di sekitar pelabuhan Tonsvik, dan Angkatan Bersenjata mengatur keamanan yang ketat baik di darat, di laut, dan di udara. Selain itu, larangan penerbangan di daerah tersebut juga diberlakukan.
Baca Juga
Massa yang membawa spanduk tampak memprotes rencana darurat yang sebelumnya diumumkan oleh pihak berwenang. Selain itu, kedatangan kapal bertenaga nuklir akan membuat Tromso, kota terbesar di Norwegia utara, menjadi sasaran bom, kata mereka.
"Saya khawatir Tromso akan menjadi target bom jika ada perang. Rencana kontinjensi tidak membahas apakah ada senjata nuklir di kapal," kata Ingrid Schanke, pemimpin organisasi Norwegia untuk Perdamaian, kepada stasiun televisi nasional NRK yang dinukil Sputnik, Selasa (11/5/2021).
Sebelumnya, terungkap bahwa pemerintah kota Tromso tidak memiliki keahlian atau peralatan untuk menangani kemungkinan kecelakaan yang melibatkan kebocoran radioaktif.
"Saya telah menunjukkan perlawanan terhadap apa yang terjadi di sini sekarang, karena jika kecelakaan terjadi, konsekuensinya belum diperhitungkan. Kami prihatin dengan mereka yang tinggal di dekatnya," kata pengunjuk rasa Brage Skrede Kyllo kepada NRK.
Seorang juru bicara markas operasional Angkatan Bersenjata Norwegia, Elisabeth Eikeland, mengatakan dia memahami bahwa beberapa pihak mungkin skeptis. Meski begitu, ia tetap menyuarakan keyakinannya bahwa operasi tersebut akan berjalan sesuai rencana.
Dia juga mereferensikan Doktrin Bratelli 1975 yang prasyaratnya adalah bahwa sekutu - termasuk AS, yang dia sebut "yang paling dekat" - tidak membawa senjata nuklir ke Norwegia.
Awal musim semi ini, analisis setebal 80 halaman oleh Angkatan Bersenjata Norwegia menilai kecelakaan nuklir sebagai skenario yang tidak mungkin. Namun, seandainya hal itu terjadi, akibatnya digambarkan sebagai kematian, kerusakan kesehatan seiring waktu, atau bahaya radioaktif terhadap alam dan lingkungan.
Menteri Pertahanan Norwegia, Frank Bakke-Jensen, menekankan bahwa pemerintah tidak akan pernah memilih pelabuhan di Tromso jika mereka memiliki keraguan sedikit pun tentang keamanan.
Bagaimanapun, pihak oposisi berpendapat bahwa ini tidak cukup dan semakin menyeret Norwegia, sekutu utama AS, ke dalam perebutan negara adidaya.
"Menteri pertahanan meremehkan dan mengabaikan konsekuensi dari kecelakaan yang melibatkan kapal selam nuklir ini. Hal ini meningkatkan risiko bahwa Tromso dapat menjadi sasaran militer dalam konflik antara Rusia dan Amerika Serikat," ujar pemimpin Reds Bjornar Moxnes berspekulasi.
Sebelumnya, peningkatan fasilitas pelabuhan di Tromso untuk menampung kapal-kapal bertenaga nuklir memicu sikap oposisi populer dan politik, serta kritik dari organisasi lingkungan, mulai dari akar rumput hingga Greenpeace.
Dengan 76.000 penduduk, Tromso adalah daerah perkotaan terbesar di Norwegia utara dan terbesar ketiga di utara Lingkaran Arktik, di belakang Murmansk dan Norilsk, keduanya di Rusia.
(ian)
tulis komentar anda