Presiden Brazil Duga COVID-19 Dibuat di Lab untuk Perang Biologis
Sabtu, 08 Mei 2021 - 00:10 WIB
BRASILIA - Presiden Brazil Jair Bolsonaro menambah kegemparan internasional dengan menduga bahwa COVID-19 dibuat di laboratorium sebagai bagian dari perang biologis.
Bolsonaro telah mengambil sikap kontroversial selama pandemi COVID-19, yang kadang-kadang "berperang" dengan gubernurnya sendiri tentang pembatasan atau berbicara dan bersikap kritis terhadap China.
Komentar terbarunya kemungkinan akan menyebabkan ketegangan yang signifikan antara Brazil dengan China, karena Bolsonaro melontarkan teori bahwa virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dibuat di laboratorium.
"Ini virus baru," kata Bolsonaro dalam pidatonya di Istana Planalto hari Rabu di Brasilia, yang dilansir AFP, Jumat (7/5/2021).
"Tidak ada yang tahu apakah ia lahir di laboratorium atau karena manusia memakan hewan yang seharusnya tidak mereka makan," ujarnya.
"Tapi militer tahu semua tentang perang kimia, biologi dan radiologi," lanjut dia.
"Bisakah kita berperang dalam perang baru? Saya ingin tahu. PDB negara mana yang tumbuh paling tinggi?," imbuh dia.
Dia kemungkinan menyinggung China, satu-satunya ekonomi G-20 yang tumbuh tahun lalu, yang menurut South China Morning Post, tumbuh sebesar 2,3%.
Komentar tersebut mungkin mengejutkan beberapa pengamat karena China adalah mitra dagang terbesar Brazil.
Teori COVID-19 dibuat laboratorium telah ditolak bulan lalu selama studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan bahwa kebocoran virus dari laboratorium "sangat tidak mungkin".
Otoritas kesehatan tersebut malah mencatat bahwa asal mula yang paling mungkin adalah virus yang ditularkan ke manusia dari kelelawar, meskipun penyelidikan itu dirusak oleh sejumlah kritik.
Kekhawatiran utama adalah bahwa pihak berwenang China menahan data penting dari penyelidik WHO, dan setidaknya satu pejabat mengeklaim bahwa China melakukan sebagian besar penyelidikan itu sendiri dan membagikan temuannya kepada penyelidik WHO.
Tetapi Bolsonaro sering meremehkan tingkat keparahan virus corona lebih dari satu kali. Dia secara aktif mendorong warganya untuk menentang perintah penguncian.
Jurnal medis Inggris The Lancet tahun lalu menyebut Bolsonaro sebagai "ancaman terbesar" terhadap respons pandemi COVID-19 di Brazil.
Bolsonaro terkenal menanggapi kritik tentang tanggapan pandemi negaranya dengan mengatakan, "Lalu apa? Apa yang Anda ingin saya lakukan?"
Brazil baru-baru ini mengalami sekitar 3.000 kematian sehari terkait COVID-19, dengan kasus baru yang baru saja menurun selama seminggu terakhir setelah gelombang infeksi kedua yang signifikan.
Brazil telah menderita dengan 14,9 juta kasus COVID-19. Menurut Universitas Johns Hopkins sekitar 73.000 kasus baru tercatat dalam 24 jam terakhir, dan sekitar 414.000 kematian sejak dimulainya pandemi.
Brazil menjadi negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Bolsonaro telah mengambil sikap kontroversial selama pandemi COVID-19, yang kadang-kadang "berperang" dengan gubernurnya sendiri tentang pembatasan atau berbicara dan bersikap kritis terhadap China.
Komentar terbarunya kemungkinan akan menyebabkan ketegangan yang signifikan antara Brazil dengan China, karena Bolsonaro melontarkan teori bahwa virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dibuat di laboratorium.
"Ini virus baru," kata Bolsonaro dalam pidatonya di Istana Planalto hari Rabu di Brasilia, yang dilansir AFP, Jumat (7/5/2021).
"Tidak ada yang tahu apakah ia lahir di laboratorium atau karena manusia memakan hewan yang seharusnya tidak mereka makan," ujarnya.
"Tapi militer tahu semua tentang perang kimia, biologi dan radiologi," lanjut dia.
"Bisakah kita berperang dalam perang baru? Saya ingin tahu. PDB negara mana yang tumbuh paling tinggi?," imbuh dia.
Dia kemungkinan menyinggung China, satu-satunya ekonomi G-20 yang tumbuh tahun lalu, yang menurut South China Morning Post, tumbuh sebesar 2,3%.
Komentar tersebut mungkin mengejutkan beberapa pengamat karena China adalah mitra dagang terbesar Brazil.
Teori COVID-19 dibuat laboratorium telah ditolak bulan lalu selama studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan bahwa kebocoran virus dari laboratorium "sangat tidak mungkin".
Otoritas kesehatan tersebut malah mencatat bahwa asal mula yang paling mungkin adalah virus yang ditularkan ke manusia dari kelelawar, meskipun penyelidikan itu dirusak oleh sejumlah kritik.
Kekhawatiran utama adalah bahwa pihak berwenang China menahan data penting dari penyelidik WHO, dan setidaknya satu pejabat mengeklaim bahwa China melakukan sebagian besar penyelidikan itu sendiri dan membagikan temuannya kepada penyelidik WHO.
Tetapi Bolsonaro sering meremehkan tingkat keparahan virus corona lebih dari satu kali. Dia secara aktif mendorong warganya untuk menentang perintah penguncian.
Jurnal medis Inggris The Lancet tahun lalu menyebut Bolsonaro sebagai "ancaman terbesar" terhadap respons pandemi COVID-19 di Brazil.
Bolsonaro terkenal menanggapi kritik tentang tanggapan pandemi negaranya dengan mengatakan, "Lalu apa? Apa yang Anda ingin saya lakukan?"
Brazil baru-baru ini mengalami sekitar 3.000 kematian sehari terkait COVID-19, dengan kasus baru yang baru saja menurun selama seminggu terakhir setelah gelombang infeksi kedua yang signifikan.
Brazil telah menderita dengan 14,9 juta kasus COVID-19. Menurut Universitas Johns Hopkins sekitar 73.000 kasus baru tercatat dalam 24 jam terakhir, dan sekitar 414.000 kematian sejak dimulainya pandemi.
Brazil menjadi negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(min)
tulis komentar anda