Kim Jong-un Reshuffle Besar-besaran saat Korut Perang COVID-19
Senin, 13 April 2020 - 12:24 WIB
Korea Utara mengatakan pihaknya telah menguji setidaknya 700 orang dan telah memasukkan lebih dari 500 orang di bawah karantina. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada konfirmasi kasus baru COVID-19 di negara komunis tersebut.
"Kampanye anti-epidemi darurat negara akan terus diintensifkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, dengan prioritas diberikan pada kehidupan dan keselamatan rakyat," lanjut laporan kabinet yang disampaikan kepada Majelis Rakyat Tertinggi (SPA).
Korea Utara mengambil langkah cepat untuk mencegah penyebaran virus, termasuk memblokir hampir semua perjalanan ke dan dari negara tetangganya; China dan Rusia. Negara itu juga menangguhkan pariwisata internasional dan memaksakan karantina panjang terhadap ribuan orang, termasuk diplomat asing.
Majelis Rakyat Tertinggi bertemu setahun sekali untuk mengadopsi anggaran negara dan melaksanakan mandat konstitusionalnya untuk menyetujui penunjukan pejabat dan amandemen undang-undang, meskipun Kim memegang kekuasaan yang hampir absolut di negara itu. Perubahan personel juga terjadi selama pertemuan.
Ri Son Gwon, seorang mantan komandan pertahanan yang dipromosikan menjadi menteri luar negeri awal tahun ini, adalah salah satu yang baru diangkat sebagai anggota kabinet dan SAC.
Pendahulunya, diplomat karier Ri Yong Ho, dipindahkan. Mantan menteri luar negeri, Ri Su Yong, juga diangkat jadi anggota SAC.
"Kampanye anti-epidemi darurat negara akan terus diintensifkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, dengan prioritas diberikan pada kehidupan dan keselamatan rakyat," lanjut laporan kabinet yang disampaikan kepada Majelis Rakyat Tertinggi (SPA).
Korea Utara mengambil langkah cepat untuk mencegah penyebaran virus, termasuk memblokir hampir semua perjalanan ke dan dari negara tetangganya; China dan Rusia. Negara itu juga menangguhkan pariwisata internasional dan memaksakan karantina panjang terhadap ribuan orang, termasuk diplomat asing.
Majelis Rakyat Tertinggi bertemu setahun sekali untuk mengadopsi anggaran negara dan melaksanakan mandat konstitusionalnya untuk menyetujui penunjukan pejabat dan amandemen undang-undang, meskipun Kim memegang kekuasaan yang hampir absolut di negara itu. Perubahan personel juga terjadi selama pertemuan.
Ri Son Gwon, seorang mantan komandan pertahanan yang dipromosikan menjadi menteri luar negeri awal tahun ini, adalah salah satu yang baru diangkat sebagai anggota kabinet dan SAC.
Pendahulunya, diplomat karier Ri Yong Ho, dipindahkan. Mantan menteri luar negeri, Ri Su Yong, juga diangkat jadi anggota SAC.
(min)
tulis komentar anda