Di Tengah Kebuntuan Diplomasi, Korut Terus Kembangkan Kemampuan Rudal Balistik
Senin, 12 April 2021 - 06:00 WIB
Lintasannya yang lebih datar dibandingkan dengan senjata balistik konvensional membuat mereka terbang pada ketinggian, di mana udaranya cukup padat untuk memungkinkan kemampuan manuver. Ketidakpastian membuat mereka lebih sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan rudal.
Militer Korsel membutuhkan waktu yang sangat lama untuk merilis penilaiannya pada peluncuran rudal itu, sebelum akhirnya menyatakan bahwa rudal tersebut terbang sejauh 450 kilometer.
Kim Dong-yub, seorang profesor dari Universitas Studi Korea Utara Seoul, mengatakan, perbedaan antara penilaian Korsel dan Korut mungkin menunjukkan betapa sulitnya sistem radar untuk melacak rudal ini secara akurat selama penerbangan.
"Bahkan, jika militer kami melakukan kesalahan, tidak masalah untuk saat ini. Sebab, mereka dapat dengan mudah menyesuaikan penilaian mereka setelah menganalisis data satelit. Tapi, bagaimana kamu akan melakukan itu di saat perang?” tanya Kim, seperti dilansir Tass.
Para ahli mengatakan, upaya Korut untuk mempersenjatai mereka dengan hulu ledak besar menunjukkan bahwa mereka dirancang untuk serangan nuklir.
Yang Wook, seorang ahli militer yang mengajar di Universitas Hannam Korsel menyebut, jika Korut berhasil mengembangkan sistem operasional, rudal ini akan memberikan kemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir taktis terhadap pangkalan militer dan target strategis lainnya.
"Kami sudah lama mengatakan akan sulit bagi Korut a untuk memasang hulu ledak nuklir pada rudal (jarak pendek) jika gagal membuatnya kecil dan cukup ringan," kata Yang.
Lee Choon Geun, seorang ahli rudal di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Korsel, mengatakan rudal tersebut akan menjadi ancaman besar bagi Seoul bahkan jika mereka dipersenjatai secara konvensional.
Militer Korsel membutuhkan waktu yang sangat lama untuk merilis penilaiannya pada peluncuran rudal itu, sebelum akhirnya menyatakan bahwa rudal tersebut terbang sejauh 450 kilometer.
Kim Dong-yub, seorang profesor dari Universitas Studi Korea Utara Seoul, mengatakan, perbedaan antara penilaian Korsel dan Korut mungkin menunjukkan betapa sulitnya sistem radar untuk melacak rudal ini secara akurat selama penerbangan.
"Bahkan, jika militer kami melakukan kesalahan, tidak masalah untuk saat ini. Sebab, mereka dapat dengan mudah menyesuaikan penilaian mereka setelah menganalisis data satelit. Tapi, bagaimana kamu akan melakukan itu di saat perang?” tanya Kim, seperti dilansir Tass.
Para ahli mengatakan, upaya Korut untuk mempersenjatai mereka dengan hulu ledak besar menunjukkan bahwa mereka dirancang untuk serangan nuklir.
Yang Wook, seorang ahli militer yang mengajar di Universitas Hannam Korsel menyebut, jika Korut berhasil mengembangkan sistem operasional, rudal ini akan memberikan kemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir taktis terhadap pangkalan militer dan target strategis lainnya.
"Kami sudah lama mengatakan akan sulit bagi Korut a untuk memasang hulu ledak nuklir pada rudal (jarak pendek) jika gagal membuatnya kecil dan cukup ringan," kata Yang.
Lee Choon Geun, seorang ahli rudal di Institut Kebijakan Sains dan Teknologi Korsel, mengatakan rudal tersebut akan menjadi ancaman besar bagi Seoul bahkan jika mereka dipersenjatai secara konvensional.
tulis komentar anda