Rusia dan China Tak Tertarik Hidupkan Blok Timur Buat Saingi NATO

Kamis, 08 April 2021 - 08:40 WIB
Rusia dan China tidak tertarik membentuk Blok Timur untuk menyaingi NATO. Foto/Ilustrasi/Sindonews
MOSKOW - Meskipun Moskow dan Beijing menjalin kemitraan yang semakin erat, keduanya melihat tidak ada manfaat potensial dalam membangun aliansi formal untuk menghadapi blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Berbicara pada konferensi pers pada hari Selasa dengan mitranya dari India, Lavrov mengatakan hubungan Rusia dan China telah mencapai tingkat terbaik dalam sejara.

"Namun, hubungan ini tidak akan membawa kita untuk mengejar tujuan menciptakan aliansi angkatan bersenjata," ujarnya.



"Saya telah mengkritik pembicaraan tentang proyek untuk menciptakan 'NATO Timur Tengah', dengan mencatat, baru-baru ini orang bahkan mendiskusikan apakah 'NATO Asia' dapat dibentuk," imbuhnya.

"Kami telah bertukar pandangan tentang masalah ini. Kami berbagi posisi yang sama dengan teman-teman India kami bahwa ini akan menjadi kontraproduktif. Sebaliknya, kami tertarik pada kerja sama yang inklusif dan mendukung sesuatu, bukan melawan orang lain," tukas diplomat top Rusia itu seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (8/4/2021).



Hubungan antara Rusia dan negara-negara NATO memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Minggu lalu, Lavrov terpaksa menyangkal klaim dari Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, yang bersikeras bahwa gangguan komunikasi adalah kesalahan Moskow saja.

Lavrov menanggapi dengan mengatakan tidak ada pembicaraan yang diadakan melalui forum dialog bersama bukan karena Rusia menolak untuk bekerja, tetapi karena Rusia hanya tidak ingin duduk di sana dan mendengar tentang Ukraina.

"NATO tidak ada hubungannya dengan Ukraina," tegasnya.

"Namun ketika mereka menawarkan untuk mengadakan Dewan Rusia-NATO, mereka selalu bersikeras bahwa pertanyaan pertama harus tentang Ukraina. Kami duduk beberapa kali, mendengarkan, kami semua tahu ini," sambungnya.



Selama akhir pekan, di tengah bentrokan yang dilaporkan di Donbass dan klaim pergerakan pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina, salah satu diplomat Kiev mengklaim bahwa mereka akan bekerja sama dengan NATO untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya konflik.

"Latihan NATO skala besar telah dimulai, yang disebut DefenderEurope 2021," kata Aleksey Arestovich, menambahkan bahwa latihan ini pada dasarnya diterjemahkan untuk mempertahankan Eropa.

"Saya telah mengklaim bahwa latihan akan difokuskan pada wilayah dari perairan Baltik hingga Laut Hitam, terus terang, konfrontasi bersenjata dengan Rusia," ia melanjutkan.

Sebagai bagian dari permainan perang, Eropa akan menyaksikan penyebaran pasukan AS terbesar sejak awal abad ke-21. Sekitar 20.000 tentara Amerika akan berpartisipasi, bersama dengan kontingen berkekuatan 17.000 dari negara-negara anggota NATO dan non-anggota seperti Ukraina.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More