Pejabat Israel Ungkap Mega Proyek Kereta Api di Uni Emirat Arab
Senin, 22 Maret 2021 - 22:45 WIB
TEL AVIV - Kepala Dewan Ekonomi Nasional Israel Avi Simhon mengungkapkan Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) berencana membangun proyek kereta api yang menghubungkan Abu Dhabi dengan Haifa.
Menurut portal berita Sama, Simhon mengatakan kedua pihak sedang mempelajari beberapa proyek infrastruktur besar, termasuk perkeretaapian ini.
“Kereta api ini akan melakukan perjalanan melalui Yordania dan Arab Saudi,” papar Simhon.
Dia mencatat ada peluang besar melaksanakan proyek ini karena sebagian besar jalur kereta api sudah ada kecuali antara 200 hingga 300 kilometer di Yordania.
Melaksanakan proyek ini, menurut Simhon, akan membantu Israel mengangkut barangnya ke UEA dalam satu atau dua hari, alih-alih pengiriman melalui Terusan Suez yang memakan waktu sekitar 12 hari.
Lihat infografis: China Curiga Mobil Buatan Tesla Jadi Mata-mata
Sayuran segar kemudian akan diekspor ke pasar UEA dengan lebih mudah. “Proyek ini didukung Amerika Serikat (AS),” ungkap Simhon.
Proyek ini akan membantu menyuntikkan dana ke dalam perekonomian Yordania yang sangat membutuhkan.
Pada 13 Agustus, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai antara UEA dan Israel yang dimediasi Washington.
Abu Dhabi mengatakan kesepakatan itu adalah upaya mencegah rencana aneksasi Tel Aviv atas Tepi Barat yang diduduki, namun, pengkritik yakin upaya normalisasi telah dimulai selama bertahun-tahun karena pejabat Israel telah melakukan sejumlah kunjungan resmi ke UEA dan menghadiri konferensi di Uni Emirat Arab.
Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah klaim UEA yang mengatakan pencaplokan Tepi Barat tidak masuk dalam negosiasi normalisasi namun hanya ditunda pelaksanaannya.
Normalisasi hubungan antara Israel dan UEA dianggap sebagai pengkhianatan besar bagi rakyat Palestina.
Menurut portal berita Sama, Simhon mengatakan kedua pihak sedang mempelajari beberapa proyek infrastruktur besar, termasuk perkeretaapian ini.
“Kereta api ini akan melakukan perjalanan melalui Yordania dan Arab Saudi,” papar Simhon.
Dia mencatat ada peluang besar melaksanakan proyek ini karena sebagian besar jalur kereta api sudah ada kecuali antara 200 hingga 300 kilometer di Yordania.
Melaksanakan proyek ini, menurut Simhon, akan membantu Israel mengangkut barangnya ke UEA dalam satu atau dua hari, alih-alih pengiriman melalui Terusan Suez yang memakan waktu sekitar 12 hari.
Lihat infografis: China Curiga Mobil Buatan Tesla Jadi Mata-mata
Sayuran segar kemudian akan diekspor ke pasar UEA dengan lebih mudah. “Proyek ini didukung Amerika Serikat (AS),” ungkap Simhon.
Proyek ini akan membantu menyuntikkan dana ke dalam perekonomian Yordania yang sangat membutuhkan.
Pada 13 Agustus, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai antara UEA dan Israel yang dimediasi Washington.
Abu Dhabi mengatakan kesepakatan itu adalah upaya mencegah rencana aneksasi Tel Aviv atas Tepi Barat yang diduduki, namun, pengkritik yakin upaya normalisasi telah dimulai selama bertahun-tahun karena pejabat Israel telah melakukan sejumlah kunjungan resmi ke UEA dan menghadiri konferensi di Uni Emirat Arab.
Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah klaim UEA yang mengatakan pencaplokan Tepi Barat tidak masuk dalam negosiasi normalisasi namun hanya ditunda pelaksanaannya.
Normalisasi hubungan antara Israel dan UEA dianggap sebagai pengkhianatan besar bagi rakyat Palestina.
(sya)
tulis komentar anda