Zalmay Khalilzad, Sang Penyambung Lidah AS dan Taliban

Selasa, 16 Maret 2021 - 05:30 WIB
Dirinya menerima gelar doktornya di Universitas Chicago, di mana dia belajar dekat dengan Albert Wohlstetter, seorang pemikir dan ahli strategi pencegahan nuklir terkemuka. Wohlstetter memberi Khalilzad kontak di dalam pemerintah.

Dari 1979 hingga 1989, Khalilzad bekerja sebagai Asisten Profesor Ilmu Politik di Sekolah Urusan Internasional dan Publik Universitas Columbia. Selama itu, ia bekerja erat dengan Zbigniew Brzezinski, arsitek Operasi Siklon administrasi Carter untuk mendukung mujahidin, yang menolak invasi Uni Soviet ke Afghanistan.

Pada tahun 1984, Khalilzad menerima beasiswa Dewan Hubungan Luar Negeri selama satu tahun untuk bergabung dengan Kementerian Luar Negeri AS, di mana dia menjadi penasihat di Biro Timur Dekat dan Asia Selatan, yang dipimpin oleh Richard W. Murphy.



Dari 1985 hingga 1989, Khalilzad bertugas di pemerintahan Ronald Reagan, sebagai pejabat senior Kementerian Luar Negeri, yang tugasnya memberi nasihat tentang Perang Soviet-Afghanistan, setelah invasi Soviet. Saat itu, dia adalah anggota Staf Perencanaan Kebijakan dan Penasihat Khusus Kementerian Luar Negeri untuk Afghanistan.

Dalam peran itu, ia mengembangkan dan membimbing program internasional untuk mempromosikan manfaat Afghanistan yang dipimpin mujahidin yang menggulingkan pendudukan Soviet. Dari tahun 1990 hingga 1992, Khalilzad bertugas di bawah Presiden George H. W. Bush di Kementerian Pertahanan AS, sebagai Wakil Menteri Perencanaan Kebijakan.

Antara 1993 dan 2000, Khalilzad adalah direktur Strategi, Doktrin, dan Struktur Kekuatan di RAND Corporation. Selama waktu itu, dia membantu mendirikan Pusat Kajian Timur Tengah RAND serta "Penilaian Strategis", sebuah terbitan berkala RAND.

Dia juga menulis beberapa monograf yang berpengaruh, termasuk "Amerika Serikat dan Cina yang Bangkit" dan "Dari Penahanan ke Kepemimpinan Global? Amerika dan Dunia Setelah Perang Dingin".
(esn)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More