Sistem Rudal AS Ditujukan ke Korut, Bukan Rusia, China dan Iran

Jum'at, 26 Februari 2021 - 13:32 WIB


Pandangannya digaungkan oleh Ralph Cossa, mantan perwira Angkatan Udara dan presiden emeritus dari lembaga think tank Pacific Forum di Honolulu.

“Kemungkinan Korea Utara akan menembakkan rudal ke wilayah AS atau sekutunya, meski [kemungkinan] rendah, jauh lebih tinggi daripada serangan rudal dari China atau Rusia dan, oleh karena itu, menimbulkan ancaman langsung terbesar,” kata Cossa hari Kamis dalam email kepada Stars and Stripes.

"Dalam hal kemampuan, tentu saja, hanya Rusia yang menjadi ancaman eksistensial bagi AS, yang memiliki kemampuan menghancurkan kami (dan kemanusiaan) beberapa kali lipat (seperti halnya kami)," katanya. “Alasan mengapa probabilitas rendah dalam semua kasus adalah kemampuan kami untuk membalas secara besar-besaran.”

AS sendiri telah menunjukkan kemampuan ofensifnya pada hari Rabu lalu ketika tim penerbang Global Strike Command [Komando Serangan Global] meluncurkan ICBM Minuteman III yang tidak dipasangi hulu ledak nuklir dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California.

"Uji tembak tersebut menunjukkan bahwa penangkal nuklir Amerika Serikat aman, terjamin, andal, dan efektif untuk mencegah ancaman abad ke-21 dan meyakinkan sekutu kita," kata Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan.

“Sistem pertahanan rudal Amerika tidak dirancang untuk menghilangkan stabilitas strategis dengan Rusia, tetapi lebih pada pertahanan terhadap kemampuan peluncuran tunggal atau lebih kecil dari Korea Utara atau musuh lain yang lebih mungkin,” kata Cossa.

"Kami akan sangat tertekan untuk bertahan dari serangan habis-habisan oleh Rusia atau, kemungkinan besar, terhadap China karena mereka kemungkinan dapat membanjiri sistem pertahanan kami," katanya.



Menurut Riki Ellison, pendiri Aliansi Advokasi Pertahanan Rudal, yang melobi pertahanan, penyebaran, dan pengembangan rudal, mengatakan China jelas merupakan ancaman rudal bagi AS dan sekutunya di kawasan Indo-Pasifik.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More