Menlu Retno: Hanya dengan Bekerjasama, Dunia Dapat Pulih dari Covid-19
Rabu, 24 Februari 2021 - 17:09 WIB
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi kembali menegaskan bahwa langkah unilateral tidak akan membantu dalam upaya pulih dari pandemi Covid-19. Retno menuturkan, hanya kerjasama yang bisa membuat dunia "berlari" bersama dan keluar dari pandemi.
Berbicara saat membuka Konferensi Internasional Soal Pandemi Covid-19, Retno menuturkan, hanya melalui penguatan kerjasama multilateral dunia dapat mencegah hukum rimba diterapkan, yakni yang kuat akan mendapatkan semuanya.
Dalam berbagai forum multilateral, termasuk pada masa kepemimpinan kami di DK PBB, jelasnya, Indonesia secara konsisten menyuarakan semangat kolaborasi dan menjembatani berbagai kepentingan.
"Inilah DNA politik luar negeri Indonesia. Di kawasan kita, memperkuat persatuan dan sentralitas ASEAN sangat penting untuk mencapai kawasan Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera," jelasnya.
"Prinsip-prinsip ini menopang kelangsungan hidup ASEAN dalam lima dekade terakhir. Saat prinsip-prinsip ini lenyap akan menjadi awal dari akhir ASEAN," sambungnya.
Dia menyebut, mengatasi pandemi ini dunia membutuhkan semangat kolaborasi dan kepemimpinan global kolektif yang kuat.
Indonesia, jelasnya, tetap berkomitmen tinggi untuk berdiri bersama dengan semua negara untuk memperjuangkan multilateralisme dan memastikannya berhasil selama krisis ini.
Retno kemudian menuturkan diplomasi kesehatan masih akan tetap menjadi bagian penting dari diplomasi Indonesia saat ini.
"Diplomasi kesehatan akan tetap menjadi bagian dari diplomasi Indonesia. Kami memang akan pulih lebih kuat jika kami pulih bersama," ujar Retno pada Rabu (24/2/2021).
"Dan saya selalu berkata, Jika Anda ingin berjalan cepat, berjalanlah sendiri. Kalau mau jalan jauh, kita perlu jalan bersama. Bagaimanapun, Indonesia memilih berjalan bersama," ungkapnya.
Retno menuturkan, mengamankan kepentingan nasional itu penting, tetapi kontribusi aktif terhadap tantangan global juga sama pentingnya. "Diplomasi Indonesia siap melakukan keduanya," tukasnya.
Lihat Juga: Menlu Retno: Serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza Adalah Pelanggaran Hukum Humaniter Internasional
Berbicara saat membuka Konferensi Internasional Soal Pandemi Covid-19, Retno menuturkan, hanya melalui penguatan kerjasama multilateral dunia dapat mencegah hukum rimba diterapkan, yakni yang kuat akan mendapatkan semuanya.
Dalam berbagai forum multilateral, termasuk pada masa kepemimpinan kami di DK PBB, jelasnya, Indonesia secara konsisten menyuarakan semangat kolaborasi dan menjembatani berbagai kepentingan.
"Inilah DNA politik luar negeri Indonesia. Di kawasan kita, memperkuat persatuan dan sentralitas ASEAN sangat penting untuk mencapai kawasan Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera," jelasnya.
"Prinsip-prinsip ini menopang kelangsungan hidup ASEAN dalam lima dekade terakhir. Saat prinsip-prinsip ini lenyap akan menjadi awal dari akhir ASEAN," sambungnya.
Dia menyebut, mengatasi pandemi ini dunia membutuhkan semangat kolaborasi dan kepemimpinan global kolektif yang kuat.
Baca Juga
Indonesia, jelasnya, tetap berkomitmen tinggi untuk berdiri bersama dengan semua negara untuk memperjuangkan multilateralisme dan memastikannya berhasil selama krisis ini.
Retno kemudian menuturkan diplomasi kesehatan masih akan tetap menjadi bagian penting dari diplomasi Indonesia saat ini.
"Diplomasi kesehatan akan tetap menjadi bagian dari diplomasi Indonesia. Kami memang akan pulih lebih kuat jika kami pulih bersama," ujar Retno pada Rabu (24/2/2021).
"Dan saya selalu berkata, Jika Anda ingin berjalan cepat, berjalanlah sendiri. Kalau mau jalan jauh, kita perlu jalan bersama. Bagaimanapun, Indonesia memilih berjalan bersama," ungkapnya.
Retno menuturkan, mengamankan kepentingan nasional itu penting, tetapi kontribusi aktif terhadap tantangan global juga sama pentingnya. "Diplomasi Indonesia siap melakukan keduanya," tukasnya.
Lihat Juga: Menlu Retno: Serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza Adalah Pelanggaran Hukum Humaniter Internasional
(esn)
tulis komentar anda