Bangkitkan Kembali Perekonomian, Negara Eropa Segera Buka Perbatasan

Senin, 18 Mei 2020 - 10:15 WIB
Di Italia, orang-orang yang meninggal di rumah atau fasilitas perawatan tidak disertakan dalam hitungan nasional sehingga banyak yang percaya tingkat kematian dan infeksi sebenarnya bisa jadi lebih tinggi dari angka resmi.

Di Spanyol, pemerintah memilih membuka perbatasan untuk menarik kunjungan wisata asing. Namun, wisatawan tetap diwajibkan mengarantina mandiri selama 14 hari. Akses masuk wisatawan hanya diberikan kelima bandara dan delapan pelabuhan laut.

Total angka kematian di Spanyol mencapai lebih dari 27.000 orang. Pada Sabtu (2/5), orang dewasa bisa berolahraga di luar ruangan untuk pertama kalinya dalam tujuh minggu. Karantina wilayah dilonggarkan untuk anak di bawah 14 tahun pada minggu lalu. (Baca juga: Slovenia, negara Eropa Pertama yang Umumkan Wabah Corona Berakhir)

Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan, Spanyol ‘menuai’ penghargaan dari pengorbanan yang dilakukan selama lockown, yang disebut salah satu negara paling ketat menerapkan lockdown di Eropa. Sejak awal April lalu, masker akan diwajibkan pada transportasi umum dan beberapa usaha kecil, seperti penata rambut akan buka dengan pemesanan terlebih dahulu.

Di Prancis, perbatasan tetap ditutup hingga 15 Juni mendatang. Mereka yang diperbolehkan masuk ke Prancis adalah mereka bekerja dan tinggal di negara tersebut. Warga dari negara Eropa juga tidak perlu menjalani karantina mandiri ketika baru tiba di Prancis.

Jumlah kematian baru di Prancis mencapai angka terendah selama satu bulan terakhir. Sementara itu, seorang kepala perawatan intensif di wilayah Paris mengatakan kepada media setempat bahwa virus korona tercatat di Prancis pada 27 Desember 2019, sebulan sebelum kasus pertama dikonfirmasi.

Yves Cohen mengatakan kepada BFMTV bahwa timnya telah meninjau ulang tes yang hasilnya negatif untuk flu dan virus korona lain pada 24 pasien, yang dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan pada Desember dan Januari lalu. “Dari 24 pasien, kami memiliki satu hasil positif untuk Covid-19 pada 27 Desember ketika dia berada di rumah sakit,” katanya.

Anak-anak direncanakan kembali ke sekolah secara bertahap, beberapa bisnis akan dibuka kembali, dan orang-orang akan bisa melakukan perjalanan dalam jarak 100 kilometer dari rumah mereka tanpa perlu membawa dokumen resmi yang menjelaskan maksud pergerakan mereka.

Namun, Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan, kebijakan itu akan tergantung pada penurunan jumlah infeksi baru, terutama di daerah yang paling parah terkena dampak, seperti wilayah Paris dan timur laut Prancis. Prancis juga mengklarifikasi bahwa aturan yang mengharuskan siapa pun memasuki negara itu untuk diisolasi selama 14 hari tidak berlaku untuk orang yang datang dari negara-negara UE, wilayah Schengen atau Inggris. (Baca juga: Jepang Mulai Keluar dari Darurat Virus, Tokyo Masuki 'Normal Baru')

Sebelumnya, saat Prancis mencatat lebih dari 20.000 kematian terkait virus korona, direktur kesehatan negara itu Jerome Salomon mengatakan jumlah itu “simbolis dan menyakitkan”. “Malam ini, negara kita melewati tonggak simbolis yang menyakitkan,” ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More