Jepang Mulai Keluar dari Darurat Virus, Tokyo Masuki ‘Normal Baru’
loading...
A
A
A
TOKYO - Sebagian besar wilayah Jepang mulai keluar dari status darurat pada Jumat (15/5). Gubernur Tokyo meminta warga bersiap untuk “normal baru” saat pembatasan masih berlaku di ibu kota dan kota-kota besar.
Softbank Corp dan McDonald di Jepang akan mulai kembali beroperasi normal di 39 wilayah Jepang yang sudah keluar dari deklarasi darurat. Sebanyak 39 dari 47 wilayah itu mencakup sekitar 55% dari total populasi Jepang sebanyak 126 juta.
Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mencabut status darurat untuk wilayah itu pada Kamis (14/5) namun pusat kota Tokyo, Osaka dan enam wilayah lain masih tetap menerapkan pembatasan hingga dapat mengendalikan wabah.
Status darurat memberi wewenang pada gubernur untuk mengharuskan warga tetap di rumah, menutup sekolah dan bisnis. Namun tak ada hukuman bagi warga yang tidak patuh.
“Bahkan di daerah-daerah di mana status darurat telah dicabut, kita akan melihat orang enggan bergerak antar wilayah sebanyak mungkin, paling tidak selama bulan ini,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga.
Dia menambahkan, “Kami harap orang akan kembali ke hidup harian mereka pada beberapa tahap.”
“Kita perlu menerapkan ‘normal baru’ untuk perjuangan panjang melawan virus itu. Telecommuting akan menjadi beberapa konsep yang akan kita buat dengan warga,” tutur dia.
Kasus infeksi baru di Tokyo mengalami tren penurunan da nada 30 kasus pada Kamis (14/5). Meski demikian, jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. (Baca Juga: Covid-19 Mengganas di Rusia, 10.598 Orang Terinfeksi dalam 24 Jam)
Tes antibodi pada 500 warga Tokyo yang dilakukan Kementerian Kesehatan menunjukkan 0,6% telah terpapar virus corona. Itu berarti ada 55.000 kasus, dengan populasi Tokyo sebanyak 9,2 juta, lebih dari 10 kali data resmi infeksi. (Baca Juga: Ilmuwan Whistleblower Covid-19 AS Beber Respons Kacau Pemerintah Trump)
Softbank Corp dan McDonald di Jepang akan mulai kembali beroperasi normal di 39 wilayah Jepang yang sudah keluar dari deklarasi darurat. Sebanyak 39 dari 47 wilayah itu mencakup sekitar 55% dari total populasi Jepang sebanyak 126 juta.
Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mencabut status darurat untuk wilayah itu pada Kamis (14/5) namun pusat kota Tokyo, Osaka dan enam wilayah lain masih tetap menerapkan pembatasan hingga dapat mengendalikan wabah.
Status darurat memberi wewenang pada gubernur untuk mengharuskan warga tetap di rumah, menutup sekolah dan bisnis. Namun tak ada hukuman bagi warga yang tidak patuh.
“Bahkan di daerah-daerah di mana status darurat telah dicabut, kita akan melihat orang enggan bergerak antar wilayah sebanyak mungkin, paling tidak selama bulan ini,” ujar Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga.
Dia menambahkan, “Kami harap orang akan kembali ke hidup harian mereka pada beberapa tahap.”
“Kita perlu menerapkan ‘normal baru’ untuk perjuangan panjang melawan virus itu. Telecommuting akan menjadi beberapa konsep yang akan kita buat dengan warga,” tutur dia.
Kasus infeksi baru di Tokyo mengalami tren penurunan da nada 30 kasus pada Kamis (14/5). Meski demikian, jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. (Baca Juga: Covid-19 Mengganas di Rusia, 10.598 Orang Terinfeksi dalam 24 Jam)
Tes antibodi pada 500 warga Tokyo yang dilakukan Kementerian Kesehatan menunjukkan 0,6% telah terpapar virus corona. Itu berarti ada 55.000 kasus, dengan populasi Tokyo sebanyak 9,2 juta, lebih dari 10 kali data resmi infeksi. (Baca Juga: Ilmuwan Whistleblower Covid-19 AS Beber Respons Kacau Pemerintah Trump)
(sya)