Pengamat: Kudeta Militer Adalah Kemunduran Demokrasi di Myanmar
Kamis, 04 Februari 2021 - 14:27 WIB
Akibat kudeta militer, Amerika Serikat mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Myanmar. ”Padahal Myanmar telah menjadi proyek promosi demokrasi Barat selama beberapa dekade dan telah menjadi simbol keberhasilan,” paparnya.
Jenderal Min Aung Hlaing sendiri akan pensiun dari dinas ketentaraan pada Juli 2021 mendatang. “Menurut saya, ini bentuk strategi sang jenderal untuk tetap berkuasa sampai akhir masa pensiunnya,” ujar Gerry.
“Jika tidak ada kudeta, maka anggota parlemen yang baru dan pemerintahan terpilih akan resmi menjabat, dan panglima militer, orang paling berkuasa di Myanmar, akan kehilangan kekuasaannya.”
“Sangat disayangkan apabila demokrasi harus kalah dari kepentingan-kepentingan pribadi dan kembali menjadi negara otoritarianisme,” imbuh Gerry.
Jenderal Min Aung Hlaing sendiri akan pensiun dari dinas ketentaraan pada Juli 2021 mendatang. “Menurut saya, ini bentuk strategi sang jenderal untuk tetap berkuasa sampai akhir masa pensiunnya,” ujar Gerry.
“Jika tidak ada kudeta, maka anggota parlemen yang baru dan pemerintahan terpilih akan resmi menjabat, dan panglima militer, orang paling berkuasa di Myanmar, akan kehilangan kekuasaannya.”
“Sangat disayangkan apabila demokrasi harus kalah dari kepentingan-kepentingan pribadi dan kembali menjadi negara otoritarianisme,” imbuh Gerry.
(min)
tulis komentar anda