Jalan Panjang 10 Tokoh Politik Dunia Demi Kebebasan Negaranya
Minggu, 31 Januari 2021 - 06:35 WIB
Vaclav Havel adalah penulis drama, penulis esai, dan penyair terkemuka asal Cekoslowakia. Dia dipenjara dan menjadi tahanan politik karena tulisannya yang menyindir birokrasi komunis dan karena keterlibatannya dalam gerakan reformasi Musim Semi Praha 1968. Karyanya dilarang oleh pemerintah, namun hal itu menarik perhatian dunia pada penderitaan Cekoslowakia yang dianeksasi Soviet.
Havel ditangkap polisi pada 1979 dan dijatuhi hukuman 4,5 tahun penjara karena subversi republik. Setelah dibebaskan, Havel menjadi tokoh terkemuka dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Beludru 1989. Ia menjadi Presiden pertama Republik Ceko pada 1993. (Baca juga: Ribuan Koin dan Cincin Emas Langka Ditemukan di Ladang Jagung Polandia)
6. Andrei Sakharov (Uni Soviet)
Fisikawan nuklir Soviet yang menjadi juru kampanye hak asasi manusia dan ditahan di negaranya sendiri Andrei Sakharov menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1975. Namun karena pandangannya menelanjangi represi politik Soviet, pemerintah Soviet tidak mengizinkan Sakharov pergi menerima Nobel.
Pada 1980 Sakharov diasingkan ke Gorky, dilucuti dari semua kehormatannya dan ditempatkan di bawah pengawasan konstan karena pandangannya tentang invasi Uni Soviet ke Afghanistan. Dia juga menyerukan boikot di seluruh dunia terhadap Olimpiade 1980 di Moskow.
Pada 1986 pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev membebaskan Sakharov dari pengasingannya. Dia menjadi simbol perlawanan terhadap politik penindasan pemerintahan Soviet dalam tiga tahun terakhir hidupnya.
7. Kim Dae-jung (Korea Selatan)
Diculik dari sebuah kamar hotel di Tokyo oleh anggota KICA, agen mata-mata Jenderal Park yang terkenal pada 1973, Kim Dae-Jung dibawa ke kediamannya di Seoul untuk ditempatkan dalam tahanan rumah . Orang yang dijuluki sebagai “Nelson Mandela-nya Asia” ini adalah seorang tokoh demokrasi saat pemerintahan diktator militer pimpinan Park Chung-hee. (Baca juga: Perseverence, Sang Penjelajah NASA Sudah Berada Dalam Jangkauan Planet Mars)
Havel ditangkap polisi pada 1979 dan dijatuhi hukuman 4,5 tahun penjara karena subversi republik. Setelah dibebaskan, Havel menjadi tokoh terkemuka dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Beludru 1989. Ia menjadi Presiden pertama Republik Ceko pada 1993. (Baca juga: Ribuan Koin dan Cincin Emas Langka Ditemukan di Ladang Jagung Polandia)
6. Andrei Sakharov (Uni Soviet)
Fisikawan nuklir Soviet yang menjadi juru kampanye hak asasi manusia dan ditahan di negaranya sendiri Andrei Sakharov menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1975. Namun karena pandangannya menelanjangi represi politik Soviet, pemerintah Soviet tidak mengizinkan Sakharov pergi menerima Nobel.
Pada 1980 Sakharov diasingkan ke Gorky, dilucuti dari semua kehormatannya dan ditempatkan di bawah pengawasan konstan karena pandangannya tentang invasi Uni Soviet ke Afghanistan. Dia juga menyerukan boikot di seluruh dunia terhadap Olimpiade 1980 di Moskow.
Pada 1986 pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev membebaskan Sakharov dari pengasingannya. Dia menjadi simbol perlawanan terhadap politik penindasan pemerintahan Soviet dalam tiga tahun terakhir hidupnya.
7. Kim Dae-jung (Korea Selatan)
Diculik dari sebuah kamar hotel di Tokyo oleh anggota KICA, agen mata-mata Jenderal Park yang terkenal pada 1973, Kim Dae-Jung dibawa ke kediamannya di Seoul untuk ditempatkan dalam tahanan rumah . Orang yang dijuluki sebagai “Nelson Mandela-nya Asia” ini adalah seorang tokoh demokrasi saat pemerintahan diktator militer pimpinan Park Chung-hee. (Baca juga: Perseverence, Sang Penjelajah NASA Sudah Berada Dalam Jangkauan Planet Mars)
tulis komentar anda