Gedung Putih: Biden Telepon Putin, Minta Rusia Bebaskan Navalny
Sabtu, 30 Januari 2021 - 03:03 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta Presiden Rusia Vladimir Putin membebaskan kritikus Kremlin Alexei Navalny saat pembicaraan melalui telepon pekan ini.
Navalny saat ini dipenjara oleh otoritas Rusia. Para pendukung Navalny menggelar unjuk rasa menuntut pembebasannya.
Permintaan Biden pada Putin itu diungkapkan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada wartawan, Jumat (29/1) waktu setempat.
Biden menekan Putin pada sejumlah masalah, termasuk dugaan campur tangan dalam pemilu 2020, kedaulatan Ukraina, peretasan siber SolarWind besar-besaran, dan Navalny.
Lihat infografis: Israel Berencana Serang Iran, Ini Perbandingan Militer Keduanya
Pada Kamis, Psaki mengatakan Biden tidak menahan diri untuk menyampaikan kekhawatirannya tentang tindakan pemerintah Rusia selama pembicaraan telepon tersebut.
Lihat video: Bermain Genangan Air, Seorang Bocah Terlindas Roda Mobil
Awal pekan ini, Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin sepakat agar tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan pakta kontrol senjata New START antara Amerika Serikat dan Rusia pada 5 Februari, saat kesepakatan itu berakhir.
Perjanjian kontrol senjata membatasi Amerika Serikat dan Rusia untuk masing-masing mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.
Rincian tentang panggilan telepon itu dan apa yang dibahas di dalamnya muncul saat Biden menyesuaikan kebijakan AS dengan cara yang lebih kuat terhadap Rusia.
Sebelumnya, Donald Trump menolak menghadapi Putin secara langsung.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
Navalny saat ini dipenjara oleh otoritas Rusia. Para pendukung Navalny menggelar unjuk rasa menuntut pembebasannya.
Permintaan Biden pada Putin itu diungkapkan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada wartawan, Jumat (29/1) waktu setempat.
Biden menekan Putin pada sejumlah masalah, termasuk dugaan campur tangan dalam pemilu 2020, kedaulatan Ukraina, peretasan siber SolarWind besar-besaran, dan Navalny.
Lihat infografis: Israel Berencana Serang Iran, Ini Perbandingan Militer Keduanya
Pada Kamis, Psaki mengatakan Biden tidak menahan diri untuk menyampaikan kekhawatirannya tentang tindakan pemerintah Rusia selama pembicaraan telepon tersebut.
Lihat video: Bermain Genangan Air, Seorang Bocah Terlindas Roda Mobil
Awal pekan ini, Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin sepakat agar tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan pakta kontrol senjata New START antara Amerika Serikat dan Rusia pada 5 Februari, saat kesepakatan itu berakhir.
Perjanjian kontrol senjata membatasi Amerika Serikat dan Rusia untuk masing-masing mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.
Rincian tentang panggilan telepon itu dan apa yang dibahas di dalamnya muncul saat Biden menyesuaikan kebijakan AS dengan cara yang lebih kuat terhadap Rusia.
Sebelumnya, Donald Trump menolak menghadapi Putin secara langsung.
Lihat Juga: 7 Fakta Pemilu Presiden Amerika Serikat, Salah Satunya Trump Akan Mendeklarasikan Kemenangan Lebih Awal
(sya)
tulis komentar anda